15. Mabuk Cintamu

27 6 0
                                    

"Kenapa lo bikin gue selalu ingin ngelindungin lo?"

Pertanyaan terlalu jujur dari Hyunjin itu membuat Jia terpaku tidak bisa berkata apa-apa.

Jujur saja, semenjak pertama kali melihat Jia, Hyunjin selalu ingin melindungi gadis itu. Ketika ia melihat minuman gadis itu dituangi sesuatu oleh orang asing, Hyunjin dengan impulsifnya bertindak konyol dengan langsung menabrak bahu gadis itu. Ia mempertaruhkan harga dirinya sampai dikira cowok dengan trik murahan. 

Di hari ia menangkap Jia dan teman-temannya di kantor polisi, ia berupaya keras untuk bersikap tidak peduli terhadap gadis itu. Namun semua upayanya akhirnya sia-sia setelah ia tidak tega membiarkan gadis itu pulang sendirian dari kantor polisi pagi-pagi buta. Alhasil ia mendapat jitakan di kepalanya sebagai tanda 'terimakasih'. Konyol.

Tidak hanya sampai disitu, setelah menyadari bahwa kaki Jia terluka setelah menolong Eun byul yang tertidur di toilet, ia tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu. Ia tidak bisa berhenti membayangkan seberapa parah keseleonya, hingga akhirnya ia ke apotek dan membeli semua jenis salep memar dan bahkan gel aloe vera yang direkomendasikan oleh apotekernya di hari itu.

Dan malam ini, ia menyadari ada sesuatu yang terjadi pada gadis ini. Ia tidak bisa membiarkan Jia pulang ke rumah dengan perasaan kecewa, apalagi ini hari ulang tahunnya. Alhasil ia mengajaknya naik biang lala di tengah dinginnya udara malam bulan November.

"Ngelindungin... gimana maksud lo?" tanya Jia dengan wajah terheran-heran.

"Um, nggak. Mungkin karena gue polisi, jadi udah insting gue buat ngelindungin masyarakat.." sangkalnya membuat Jia yang sudah hampir baper jadi tidak jadi.

"Ah.. begitu.."

Suasana kembali hening. Tiba-tiba saja suara dering dari ponsel di saku celana Jia memecah keheningan. Ia merogoh sakunya mengambil ponselnya.

Bang Chan menelponnya, namun Jia hanya menekan tombol power dan kembali menyimpan ponselnya di saku.

"Kenapa gak diangkat?" tanya Hyunjin.

"Gapapa,"

"Eh, udah mau selesai. Yuk siap-siap," ucap Hyunjin setelah menyadari kereta yang mereka naiki sudah hampir kembali ke titik awal saat mereka baru naik.

Hyunjin kembali membantu Jia turun dari kereta dengan menggenggam tangannya.

***

"Lo pulang selarut ini, Eun byul gapapa?" tanya Jia setelah Hyunjin memarkir mobilnya di parkiran depan gedung kos Jia. Sekarang sudah jam 11 lewat.

"Gapapa, Eun byul udah tidur. Ada babysitternya juga," jawab Hyunjin.

"Yaudah, gue masuk ya. Makasih ya malem ini," ucap Jia sembari melepas sabuk pengaman dan membuka pintu mobil.

"Iya, sampe ketemu besok di perpustakaan," kata Hyunjin tersenyum manis.

Jia menaiki tangga menuju lantai 3 dan menyusuri koridor menuju kamarnya. Namun dari kejauhan ia sudah bisa melihat seorang lelaki berdiri di depan pintu kamarnya, menyandarkan punggungnya ke tembok.

"Kang Jia! Lo gapapa?!" teriaknya begitu melihat Jia berjalan ke arahnya. Siapa lagi kalau bukan Chan.

"Lo kenapa ada disini?" tanya Jia.

"Menurut lo? Ya gue khawatir!" tegasnya cemas.

"Terus lo nungguin gue? Kalo gue gak pulang sampe pagi gimana? Lo berencana tidur di depan sini?" omel Jia.

afternoon rain [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang