chapter 25

390 45 2
                                    

guinevere terbangun dari ranjang tidurnya, ia melihat dari jendela sudah pagi cerah memenuhi ruangannya, hari baru begitu segar rasanya bagi guinevere.

guin turun kebawah untuk makan pagi bersama keluarganya, tumben sekali semua keluarga berkumpul bersama, biasanya ayah atau ibunya sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing sampai melupakan kebersamaan makan bersama keluarga membuat hal itu guinevere mengerutkan dahi.

"guin" panggil ayahnya yang sudah mengetahui adanya keberadaan guinevere.

"a-apa ayah tidak marah padaku karna semalaman aku pulang telat?" batin guinevere.

"apa yang kau lihat? kemari dan makan! ingin berapa lama berdiri disana?" kata ayahnya tegas.

guinevere tak mau amarah ayahnya kambuh dan segera menuruti perkataannya.

"kenapa orang ini bisa muncul terus akhir akhir ini..."
guin termenung saat makan bersama tanpa tidak disadari ibunya memanggil guinevere namun tidak dijawab.

"guinevere!" kata ayahnya yang memulai menaikan suara tinggi.

refleks guin pun tersadar.

"ibumu sedang bicara padamu! kenapa diam!?".

akhir akhir ini ayah guin bersikap aneh dari biasanya, dulunya ayahnya selalu bersikap sabar tapi entah kenapa menjadi mudah emosional.

"sudahlah, tenangkan dirimu, " bisik istrinya padanya.

"guinevere, setelah makan ini ada yang perlu ayah bicarakan.

"bicarakan sesuatu? tidak mungkinkan..membahas perjodohan..."

"ayah ini kau segera menikahi salah satu anak dari teman dekat ayah!" ucap ayah guinevere terus terang.

firasat guinevere benar, dia ingin dijodohkan, ternyata firasat para wanita lebih peka.

"aku tidak mau!" kata guinevere yang menjauhkan pandangannya dari sang ayah.

tentu mendengar itu ayah guinevere menjadi kehilangan batasan amarahnya.

" kau ingin sampai kapan berkeliaran diluar?! ingin sampai harga diri ayahmu jatuh baru sadar dimana kesalahanmu?! atau ingin membuat ayahmu mati baru menurut?!" ucap ayah bertubi tubi.

"ayah! kenapa kau selalu memaksaku?! ingin aku nikah ataupun tidak itu semua adalah kebebasanku!!"

prakk!

suara pecahan gelas terdengar jelas, semua sontak terkejut dengan perlilaku ayahnya.

"inilah akibatnya kau terlalu dimanjakan sampai melupakan sopan santunmu pada ayahmu sendiri! pergi kekamarmu dan renungkan kesalahanmu sekarang! tidak boleh keluar tanpa izin dariku!" kata ayahnya tegas dan berlalu meninggalkan meja makan.

guinevere rasanya ingin menangis, ia pun juga ikut meninggalkan meja makan kembali kekamarnya mengunci diri sendiri.

guin tidak habis pikir, dimana kesalahan dia dalam memilih hidup, apa setiap anak bangsawan harus menikahi sesuai kehendak orang tuanya? atau memang sudah takdir dari sananya? guin tidak tahu harus berbuat apa lagi, baginya semua itu hanyalah penderitaan yang dia alami.

sudah 3 hari ia mengurung diri didalam kamar tanpa keluar sedikit pun, para pelayan juga kelelahan membujuk guinevere untuk makan tapi tidak disentuh sama sekali.

ayahnya datang kekamarnya, mencoba bicara lagi dengan guinevere untuk terakhir kalinya.

"guinevere, apa kau masih ingin keras kepala begini?" tanya ayahnya sabar.

Granevere Story (guinevere & granger)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang