chapter 26

468 48 8
                                    

"emm!" guinevere mengangguk.

mereka menuju rumah makan yang dibangun dari kayu, tidak terlihat mewah dan bagus, kayunya sudah mulai rapuh, mungkin beberapa bulan pasti akan tumbang. guinevere tidak mementingkan kualitas rumahnya, melainkan makanan yang disajikan.

"uhmm! enak!" kata guinevere dengan semangat.

"oh, benarkah?..." granger sedari tadi terus memandangi wajah guinevere tanpa makan sedikitpun, baginya melihat wajah manis dan cantik yang dimiliki guinevere cukup membuatnya kenyang.

"granger, kenapa kau terus menatapku? cicipi makanan ini sangatt lezat dimulut!" ucap guin yang menyodorkan mangkuk sup pada granger.

"bagaimana kalau aku mencicipinya dengan..."

cupp~

granger langsung mencium guin dengan lembut, guinevere terkejut dengan kelakuan granger membuat semua orang memperhatikan mereka berdua.

guinevere mendorong granger lepas dari ciumannya, ia menjadi memerah akibat kelakuan granger yang jahil.
granger tersenyum simpul.

"wajahmu kenapa memerah?" goda granger.
"ini karna siapa?!" ucap guinevere yang masih memerah diwajah karna tersipu.
granger menggelengkan kepala pelan dicampuri senyum menahan tawa.

"dasar granger sialan! uhh kenapa dia bertindak sembarangan ditempat umum...kan bisa melakukannya ditemp--- tidak tidak! kenapa aku seperti menerima ciuman itu? aishh.. menyebalkan!"

guinevere tidak melanjutkan makan, melainkan melamun sambil mengaduk aduk sup miliknya. granger mengerutkan dahi, ia pikir mungkin memang salahnya yang terlalu tidak sopan pada guinevere, ia pun mencoba meminta maaf tapi granger tak sengaja mendengar suara tangisan anak kecil, karna granger begitu tidak tega ia pun segera mencari suara itu yang tak jauh dari sini dan lupa bahwa ia meninggalkan guinevere.

guin masih melamun memikirkan hal yang memalukan barusan dilakukan oleh granger padanya.
lalu datang segerombong sekumpulan berandalan datang kerumah makan tempat dimana guinevere berada.

"hei nenek tua! berikan kami makanan paling enak disini!" ucap salah satu dari mereka.

"baik" nenek itupun membuatkan daging paling enak untuk dihidangkan, namun para preman itu tidak suka dan justru membuangnya dengan kasar.
"apa apaan ini?! kau sedang menghidangkan makanan untuk para binatang?! kami ini manusia! jangan anggap kami sebagai serigala liar!"

nenek itu menundukkan kepala sambil meminta maaf, tidak berani menatap mereka, orang itu justru semakin jadi dan sampai melukai nenek tua itu dengan kayu.

guinevere yang melihatnya tentu tidak tinggal diam.
"hei kalian para sampah! tidak kah bertindak sopan santun pada orang yang lebih tua? dan lagi, hidangan yang paling enak adalah daging ini, hanya perasa lidah kalian lah yang mirip dengan seekor serigala liar!" ucap guinevere dengan tajam

"yaampun nak..berhentilah bicara...orang orang yang sednag kau hadapi bukanlah mudah untuk dilawan..." nenek itu menjauh dari mereka, tak mau ikut campur karna takut dirinya ikut terluka

"boss, gadis ini lumayan..." kata anak buahnya.

boss mereka maju selangkah kehadapan guinevere, dilihat lama lama preman itu menjadi menyukai guinevere. guin mengerutkan dahi, ia mundur selangkah menjauh dari preman itu. senyum licik boss preman membuat guinevere ketakutan.

"woah...cantik juga gadis ini...bagaimana jika kau ikut denganku? siapa tahu..kau juga menyukaiku..."

guinevere langsung melarikan diri, ia tidak habis pikir memiliki kekuatan magic dalam dirinya, mungkin karna ketakutan sampai melupakan hal itu,
namun kelincahan para berandalan itu jauh lebih cepat dari yang guin bayangkan. tangannya ditahan oleh salah satu dari mereka, genggamannya begitu erat sampai membuat guinevere berteriak kesakitan. semua orang yang melihat hal itu tak berani menolong karna mereka hanyalah rakyat biasa yang tidak memiliki kemampuan melawan banyak preman sekuat itu

Granevere Story (guinevere & granger)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang