DPD 8

154 20 6
                                    

#votenow



Setelah Ajang lomba fashion kemarin, Semua peserta sekolah dikumpulkan kembali dan mengumumkan siapa saja yang berhak masuk ke grand final.

Gua duduk samping kanan Nanda dan Fatim diarah sebaliknya.

"Kalian tunggu sini ya? Gua ketoilet sebentar". Mereka mengangguk dan gua segera lari ketoilet sekolah.


****

Gua kembali dan duduk dengan menyingkap rok belakang. Gua ngambil perhatian mereka dan itu berhasil.

"Kenapa sih lo thal? Aneh banget senyum senyum?"

Gua meringis penuh keusilan. "Engga heheh. Oh iya udah di umumin?"

Nanda menggeleng pelan. Kemudian salah satu juri berdiri tepat dimeja pengumuman. Semua orang terpanah dan menyiapkan telinga serta jantung baik baik.

"SAYA AKAN MENGUMUMKAN KELOMPOK TERAKHIR DAN KELOMPOkNYA ADALAH.."

Deg
Deg
Deg..

"THALIA!!"

Pengumuman yang hampir buat gua salting selamanya. Dimana gua dan kelompok akan masuk ke Grand final dan menang, hasil pakaiannya dapat dikenang seumur hidup. Salah satunya dapat banggain negara sendiri.

"Aaaa!! Kitaa!!" Sorak senang dari kami.

Danish menatap dari kejauhan dengan tepukan tangan.







pukul dua siangㅡBang rafly jemput telat hari ini. Gua jalan beberapa meter dari halaman sekolah ke halte biasa.

"Kebiasaan banget nih orang, kan males naik turun terus jalan lagi keapart."

Gua naik ke bus dan ngehabisin waktu hampir 30 menit. Sedari pagi gadget masih dalam nonaktif, gua turun bus dan langsung ke mini market.

Beberapa makanan kecil berhasil masuk ketas gua, gua balik keapart dan istirahat.

Astagfirullah, Hari ini danish ada schedule photoshot. Kenapa gua pake ke apart segala?? Gua ngambil beberapa baju kemeja dan seluar. Padahal gua blm sempet istirahat dan lunch. Naik bus dan turun lagi.


tring!


Dan(ice) : upin, hari ini datang cepat. ada schedule photoshoot. now!

nahkan, dia tu gabisa diajak santai. Gimana kalo gua dihukum kayak waktu itu?? Terus ga boleh minta pertolongan lagi?

****


Gua tepat ngeliat dia nunggu seseorang didepan pintu studio.

Dia terus natap kanan kiri merhatiin keadaan sekitar.

"Maaf nish aku telat"

Dia sontak menoleh dan menunjuk jam ditangannya. "Tau pukul berapa?"

Gua ngangguk. "Kamu ga pernah ngasih aku kesempatan untuk makan sebentar."

"Kata siapa? Waktu kamu tadi banyak dan kamu yang seharusnya ga ngasih aku waktu untuk m a k a n, paham?" Ia menekan kata makan dan gua menyengir jahil.

Dia Presiden DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang