ㅡtoday i started the real life. Semua anak anak berkumpul dilapangan. Bus yang mengantar kami akan datang beberapa menit lagi.
Barang bawaan gua lumayan banyak. Semua juga recommend dari momma.
Flashback on..
"Ma? Thalia bawa apa ya?? Bingung" kata gua sambil menaruh bagpack diatas kasur.
"Kamu perempuan, bawa apa yang seharusnya perempuan bawa, honey."
"Emergency kit kamu ada kan?? Masukan." Gua mungut emergency kit dilaci.
"Terus baju penting. misal your uniform, everyday or baju santai. Sudah??"
"Yes mom. Untuk makanan nanti pake yg sekali pakai atau cuci ulang?"
"Cuci ulang bisa. Tante Bora mungkin ada, tanya gih nanti"
Oke! Semua finish. Saatnya barang semua masuk.
"Thanks mom", "your welcome.. hati hati ya di alam bebas nya? Nanti in syaa Allah bulan depan, kita ke sana ya?"
Flashback off
Gak ada yang bisa ngalahin recommend seorang ibu pokoknya.
Setelah bus datang, semua murid di cek satu persatu lalu masuk. Danish dan Alif yang bertugas mengontrol semua peserta camp.
Semua anak duduk ditempat yang sudah ditetapkan. Fatimah duduk disamping gua. Sedangkan Nanda dipinggir.
"Ini snacknya!"
"Mau dong!?"
"Mari sini Lif?! Gua maoo!!!"
"Alif, kita hadir!!"
Telinga nanda yang tajam terhadap makanan segera memanggil Ketos untuk membagikan makanannya.
Ternyata makanan ringan yang seharusnya Alif bagiin rata ke peserta, malah sold dan yang last ada dibangku belakang kita.
"Yah lif. Gue laper.."
"Bntar, gua ambil lagi" alif lalu bergegas ke mobil makanan.
Dan saat gua ngarahin wajah ke luar jendela, fatimah dapat sesuatu. "Nih"
"Kok masih ada?" Tanya Fatim setelah memegang kotak snacknya.
"Punya gue, kasih ke orang sebelah lo"
"Punya WaKetos pasti lebih banyak, nih mel. Gue kira buat gue"
"Kok ke gue sih??"
"Sepupu gue yang ngasih. Bukannya ngasih sepupu sendiri malah duluin sahabat sepupunya."
"Berisik lo. Masih banyak.." Ucapnya lalu mencubit hidung Fatimah.
"Makasii". Tanpa disadari, ia tersenyum tipis. Lalu bergegas kebangku didepan gua.
"Nih bagian, nanda, fatim, thalia" Kata Alif dengan membawa keranjang makanan dan menyerahkannya pada mereka.
"Gue gak usah. Udah ada" kata gua menolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Presiden Dingin
Fiksi Penggemar"kalo gue bapak presiden dingin, lo ibu presidennya"