DPD 16

104 14 7
                                        

Day 3
06:30 a.m

Setelah 2 hari yang butuh perjuangan, akhirnya hari ke 3 dan hampir pulang. Schedule hari ini, Mendaki. Kita akan mendaki di gunung melewati hutan dan tantangan di alam luar lainnya.

Persiapan yang matang dan kerja sama kelompok dibutuhkan. Setelah dibagi beberapa kelompok, peserta dipersiapkan masing masing 1 anggota kelompok siaga.

Kelompok gua berisi Fatimah, Ananda, Dian, Aidil, Alif, Hanif dan Danish yang menjadi kelompok siaga.

pukul lima titik kosong kosongㅡSetengah perjalanan sudah dilewati dan pos terakhir sudah terlihat.

"Kita istirahat dulu deh, capek gue" ucap Nanda sambil menaruh tasnya.

"Masih jauh kah?"

"Sebentar lagi mungkin"

"Duduk lah ki, lo pasti capek kan?"

Terus gua ngeliat dia dengan tatapan kosong menghadap sungai ini.

"Kenapa nish??"

"Enggak" ucapnya kali ini tanpa melihat lawan bicaranya.

"Yaudah yuk lanjut" Kata Aidil

"Nanti! Gue gak mau lewat sungai, lo aja sana dil. Kita lewat jembatan disana aja, sungai nya kan deres. Nanti kalo keseret gimana??? Hayo gimana???!"

"Yaudah. thal, ki? Lewat sana aja"

"Lewat sini aja, gak deres banget kok" kata gua menengahi

"Lo mau lewat lewat aja, kita lewat sana. Bye thal, nanti kita ketemu disebrang kok .."

"Fatimㅡ"

"Lewat sini, tapi hati hati. Licin" cegat danish gua ditarik pelan buat lewat disungai.

Akhirnya dia ngambil keputusan dan kita berdua jalan dibatu batu kecil diatas sungai. Semoga kita ngumpul lagi dipos terakhir.

Gua tetep jalan kearah barat biar ketemu sama kelompok lain. dia lelah dan duduk sambil narik tas gua yang juga kebetulan berat. Kelompok gua pecah saat lewat sungai.

Mereka cari jalan lain biar ga lewat sungai. Sedangkan gua sama bos yang dingin, lewat jalan yang udah jadi peraturannya.

"Capekk"

"Ngapain sih narik narik?! Berat tau"

Ia diam dan mengambil nafas sejenak sembari melihat keadaan hutan semakin sore akan semakin gelap.

Gua buka tas dan ngambil senter serta botol air mineral yang gua bawa dari tenda. danish ngerebut botol air yang hampir airnya masuk kedalam tubuh gua.

Membuang nafas pelan. "Astagfirullah, bisa gantian?"

Membisu dan nyerahin botol tadi ke gua tanpa berkata apapun. Air dibotol tadi tinggal setengah dari ukurannya. Kehausan atau mandi?

Setelah menempuh lumayan panjang perjalanan, Pos terakhir sudah sampai dan mereka masih belum terlihat disini.

"Dimana mereka?" gua bergumam dan masih didengar olehnya.

"Nyari siapa? Temen temen?"

"Iya, kok belum sampe ya? Padahal sebentar lagi adzan maghrib"

"Kamu gak pake gelang yang aku kasih?!" Ucapnya secara tiba tiba setelah melihat lengan atas gua yang polos.

"Ah iya.. mungkin tadi lepas saat aku salin". Lalu ia melihat tangannya. Dan gelang itu juga tidak ada pada dirinya. Pantas jika kejadiannya seperti ini.

Dia Presiden DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang