Song: PelangiㅡHIV
#Votenow n stay safe gengs
"Butuh tumpangan??" Ucap Aidil ramah dan wajah penumpang disampingnya berkata malas.
"Thanks dil atas tawarannya, tapi maaf ga perlu. Kita pulang naik bus kota aja"
"Engga engga. Kalo mau lo aja thal, gue bareng mereka" kata Fatim langsung memasuki mobil mereka.
aduh si timah, malah main masuk aja. gua kan gengsi mau naik.
"Lihat, temen lo masuk. Masuk aja gua anterin sampe rumah"
"Ngapain sih dil?! Biarin aja. Dia cewe aneh" pada akhir kalimatnya sedikit berbisik kearah telinga Aidil.
"Siapa yang aneh?"
Wajahnya datar. Tidak ingin lebih dekat dengan seseorang. Pantas jika manajer sebelumnya tidak bekerja lama dengannya.
Apartement
"Thanks dil atas tumpangannya"
"Iya, yaudah cepet masuk. Udah malem."
"Assalamualaikum"
Gua segera lari balik ke apart buat istirahat.
"Jalan dil" suruhnya lalu mobil hitam melaju dengan kecepatan sedang.
Gua masuk dan dapetin bang Rafly duduk layaknya orang tua disana. Gua cengar cengir ngubah moodnya biar ga jadi diomelin.
"Dari mana?"
Pertanyaan itu muncul saat hendak melangkah pergi kekamar."A abis dari funfair bang" ia mengangguk, tapi gua ga percaya kalo dia ga ngomelin gua. ㅡsusah banget punya abang minim perasaan.
"Sama siapa?"
"Sama siapa?" Kan bener, baru dibayangin udah kelepas dari benaknya.
****
pukul enam lewat tiga belas menitㅡGua masih berusaha ngerancang dan pahamin dunia modelling. Banyak kendala untuk buat satu pakaian dengan singkat waktu. Hari yang gua tunggu adalah lusa.
Tok! Tok! Tok!
"thal?!" Ketuk bang Rafly dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Presiden Dingin
Fanfiction"kalo gue bapak presiden dingin, lo ibu presidennya"