🥀 6 | Menghindari bahaya

70 64 19
                                    

Vote, follow dan komen ya :)

Kalau menemukan typo tolong komen ya! Aku masih amatir banget nihh 😅

Happy readding

🥀🥀🥀

Tidak akan ada api kalau tidak ada yang menyalakannya

-Rysa Pristeria-

🥀🥀🥀

Tersenyum mengembang sembari menatap benda pipih di tangannya, Daniel tidak pernah bosan menatap foto Arunika yang dia ambil diam-diam saat menunggu gadis itu bekerja di kafe.

Entah sejak kapan hatinya memiliki perasaan lebih kepada gadis itu yang jelas Daniel selalu ingin melindungi Arunika. Meskipun terkadang Arunika menolak kehadirannya atau bahkan menghindarinya dengan alasan tidak enak hati kalau seandainya Rysa tahu.

Meski begitu Daniel tidak pernah menyerah, Daniel selalu memantau Arunika dari kejauhan kalau memangnya Rysa yang menjadi ancaman hidup Arunika. Apalagi saat di sekolah seperti ini. Tentu Daniel harus berhati-hati dalam bergerak. Daniel hanya tidak ingin Arunika terus tersakiti.

Sebenarnya Daniel bisa saja mengancam atau melabrak Rysa untuk tidak mengganggu Arunika lagi, tetapi seakan Arunika tahu apa yang akan dilakukan Daniel, gadis itu melarangnya terlebih dahulu untuk tidak menegur Rysa.

"Kamu jangan ancam Rysa atau apapun itu yang membuat dia semakin kesal, ya," pinta Arunika kala itu.

Saat itu adalah satu bulan Daniel mengenal Arunika lebih dekat. Mereka berdua tengah berjalan di trotoar, pulang dari cafe. Daniel memang sering menemani Arunika bekerja.

"Memangnya kenapa? Rysa itu jahat, bukan cuma kamu doang yang jadi sasaran pembullyan dia, anak-anak seperti kamu yang lainnya juga kena imbasnya. Dia nggak bisa dibiarin." Daniel menggebu, seakan sekarang dia ingin menyemprot Rysa dengan kata-kata pedasnya.

"Jangan sakitin hati Rysa." Arunika menatap Daniel memohon. Melihat Arunika yang memohon seperti itu membuat Daniel tidak bisa menolaknya, Daniel akhirnya mengangguk mengiyakan permintaan Arunika.

Sejak saat itu setiap kali Daniel ingin menghentikan Rysa, perkataan Arunika selalu terngiang di kepalanya. Dia juga tidak mengerti kenapa Arunika sepeduli itu kepada Rysa, sedangkan Rysa sendiri tidak pernah peduli kepada Arunika.

"Bengong aja lo, kenapa?" Gerald menggeplak belakang kepala Daniel sampai cowok itu membuyarkan lamunannya.

Menoleh ke arah Gerald, menatap cowok itu dengan tatapan tajam. Berani sekali dia memukul kepalanya?

"Nggak papa."

"Kek, cewek aja lo bilang nggak papa taunya ada apa-apa." Gerald mengambil duduk di sebelah Daniel.

"Gue heran aja Arunika nyuruh gue jauhin dia mulu, sedangkan lo tau kalo gue deketin dia biar nggak sendirian." Daniel menjeda ucapannya sebentar, menghela napas lalu melanjutkan. "Dia juga sering bilang kalo gue jangan ketusin Rysa, jangan bikin dia sakit. Perasaan gue biasa aja sama itu cewek."

"Iya tau, yang pura-pura mabuk." Gerald terkekeh, kalau mengingat hal itu dia jadi geli sendiri padahal Daniel yang melakukan, tapi dirinya ikut malu juga. "Ya udah lo turutin aja apa kata dia." Gerald menyarankan.

"Nggak usah diingetin dong, kalo di pikir-pikir nekat juga, ya, gue waktu itu." Daniel terkekeh sambil mengingat kejadian itu lalu mengangguk setelahnya.

Daily LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang