Vote, follow, sama komen okey :)
Kalo ada kesalah komen aja :)
Maaf kalo sering banyak typo, aku nulisnya pake hp bukan pake laptop. So jariku sering banget kepeleset :(
🥀🥀🥀
Pukul sepuluh pagi itu, semua murid SMA Nirwana kembali masuk ke kelasnya masing-masing setelah selesai jam istirahat. Rysa sudah kembali ke kelasnya, duduk di bangkunya sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Rysa masih kesal kepada Gerald yang menghadangnya tadi, membuat Rysa jadi tidak bisa mengejar Daniel.Melihat wajah Rysa yang kesal seperti itu mengundang rasa penasaran teman-temanya. Dania yang keponya tingkat kronis otomatis bertanya, "kenapa muka lo kesel gitu, Rys?"
"Sebel gue," jawab Rysa ketus.
"Sebel kenapa?"
"Emang kapan lo nggak pernah sebel?" celetuk Marsya disela-sela ngemil makanannya.
"Maksud lo ngomong apa kaya gitu?!" cetus Rysa tak terima.
"Kerjaan lo emang marah-marah, kan," ungkap Marsya. Dania menyenggol lengan Marsya dan membuat gadis di sampingnya itu meringis.
"Lo berdua sama aja kaya mereka." Rysa beranjak dari duduknya, pergi keluar entah kemana tujuannya. Pertanyaan yang lebih tepatnya pernyataan yang Marsya ungkapkan membuat hati Rysa semakin gondok saja. Bahkan teman-temannya itu tidak pernah mengerti perasaannya.
Rysa juga tidak mengerti kenapa dia selalu marah-marah. Tidak pernah senang kalau melihat orang lain bahagia, selalu ingin membuat mereka menderita. Rysa marah-marah bukan tanpa alasan.
Tidak ada yang benar-benar memahami perasaannya, bahkan sedikit saja peduli padanya tidak ada. Semua kebahagiaan Rysa sudah lenyap lima tahun yang lalu. Kehancuran yang secara tiba-tiba dan bertubi-tubi, kenyataan pahit yang harus Rysa telan sampai akhirnya membuat hatinya gelap. Kosong seperti bangunan yang tidak berpenghuni, kumuh, dan tidak ada yang merawatnya.
Hatinya sakit, sesak di dada, rasanya ingin menangis saja tapi tidak bisa. Rysa seperti kehabisan air mata sampai air itu tidak bisa keluar dari matanya, bahkan di saat rasa sakit di hatinya menghantam.
--***--
Sekuat apapun Arunika melarang Daniel untuk tidak mendekatinya, sekuat itu pula Daniel tidak akan berhenti mendekatinya. Bukannya Daniel terobsesi atau semacamnya, tapi sungguh, hanya Arunika yang membuat hatinya benar-benar jatuh cinta.
Kelasnya dengan kelas Arunika memang berbeda. Daniel satu kelas dengan Rysa dan teman-temannya, juga dengan Gerald.
Di jam seperti ini biasanya Arunika berada di perpustakaan karena di jam terakhir akan diadakan ulangan yang selalu dilaksanakan setiap satu minggu sekali. Tentu gadis itu harus belajar, meskipun hanya ulangan biasa tetap saja harus dipersiapkan dengan baik. Kalau ulangan biasa saja tidak sungguh-sungguh, apa kabar dengan Ujian Nasional?
Daniel sudah hafal kegiatan Arunuka, sudah terjadwal dan diingat baik-baik oleh laki-laki itu. Sekarang Daniel sudah pantas dikatakan seorang penguntit.
Seperti dugaannya, Arunika benar berada di perpustakaan. Gadis itu tengah fokus membaca buku, entah buku apa itu Daniel pun belum mengetahuinya. Tanpa memperdulikan perkataan Arunika beberapa jam yang lalu, Daniel menghampiri lagi perempuan yang sedang fokus membaca buku itu.
Daniel duduk tanpa permisi. Menghadap Arunika, memerhatikan gadis itu lamat-lamat. Arunika belum menyadari kehadirannya.
"Ehemm." Daniel berdehem, sontak membuat perempuan di depannya mendongak dan menatap dirinya.
Daniel memamerkan senyuman termanisnya. Arunika tampak tak suka dengan kehadiran cowok itu. Merotasikan bola matanya, Daniel benar-benar keras kepala.
Arunika menutup bukunya, tanpa berpikir panjang lagi Arunika pun beranjak dari duduknya dan akan pergi dari sana kalau saja Daniel tidak menahannya.
"Mau kemana?" Daniel bertanya. Baru saja dia datang, masa ditinggal begitu saja?
"Mau pergi," jawab Arunika. Melepaskan tangan Daniel yang menahannya untuk tidak pergi.
"Harus sampai kapan?"
Ucapan Daniel membuat Arunika tiba-tiba memberhentikan langkahnya tanpa berniat berbalik.
"Sampai kapan kamu ngehindari aku terus?"
Arunika mendengarkan tanpa berniat membalas perkataan Daniel. Dia hanya ingin hidup tenang, tidak bisakah semuanya bersikap seolah tidak pernah mengenalnya? atau bahkan menganggap dirinya tidak ada. Rasanya itu lebih baik daripada dianggap ada namun hanya untuk disakiti?
"Harus berapa kali aku bilang kalau aku nggak pernah mencintai Rysa, aku tuh cintanya sama kamu." Daniel tidak tahan dengan sikap Arunika yang selalu menghindar darinya. Daniel hanya ingin melindungi perempuan yang dicintainya apa itu salah?
Daniel tidak pernah menaruh rasa kepada Rysa, dari dulu Rysa memang tidak ditakdirkan dengannya. Daniel menolak Rysa bukan tanpa alasan, itu karena Gerald. Sikapnya yang acuh tak acuh kepada gadis itu pun semata-mata supaya dia membenci dan menjauhinya, supaya Rysa sadar kalau ada laki-laki lain yang lebih pantas dengan dirinya.
Sekarang di saat Daniel menemukan pilihan hatinya untuk berlabuh, justru diabaikan dengan alasan yang sebenarnya tidak masuk akal. Maksudnya, memang apa hubungan Arunika dengan Rysa sampai-sampai Arunika rela mengorbankan hatinya demi tidak ingin menyakiti hati perempuan pemarah itu.
Karena mendiami Daniel akan percuma, Arunika pun berbalik dan berkata kepada Daniel. "Harus berapa kali aku bilang kalo aku juga nggak bisa deket sama kamu."
"Aku nggak bakalan nyerah ...."
"Dan---"
"Nggak," sela Daniel cepat. "Kamu nggak bisa larang aku seenaknya, aku nggak bakalan nyerah sampai kamu buka hati kamu dan berhenti mencemaskan orang lain yang bahkan selalu bikin kamu celaka," lanjut Daniel.
Begitulah Daniel. Laki-laki keras kepala yang tidak mau keinginannya diganggu-gugat, sekeras apapun Arunika melarangnya, se-pedas apapun perkataan Arunika supaya Daniel menjauhinya kalau Daniel tetap ingin bertahan dia akan tetap bertahan apapun yang akan terjadi.
Di mata siswi lain Arunika itu adalah perempuan yang sangat beruntung karena didekati oleh Daniel. Siapa yang tidak iri dengan Arunika? secara Daniel itu cukup digemari banyak siswi-siswi yang kecentilan, tentu itu juga mengundang rasa benci kepada Arunika.
Beruntung penjaga perpustakaan sedang tidak ada dan hanya Arunika yang ada di sini, kalau tidak mungkin sekarang mereka sudah diomeli atau bahkan diusir karena sudah membuat kebisingan.
Akhir-akhir ini mereka memang sering sekali berdebat, topik yang tidak jauh-jauh dengan Rysa. Padahal ini sama sekali tidak penting, yang ada hanya akan memperkeruh susana. Lagipula ini di sekolah, kenapa mereka harus berdebat hal pribadi di sekolah?
Arunika berbalik, tidak lagi mengindahkan Daniel karena itu akan percuma. Sungguh Arunika benar-benar bingung menghadapi Daniel yang tidak perka terhadap sekitarnya. Maksudnya Daniel itu teman Rysa dari kecil, tapi dia tidak pernah melihat luka yang Rysa rasakan?
Bahkan dari sorot mata dan gelagat cewek itu pun sudah mengisyaratkan kalau dia tengah terluka dan kesepian.
Mungkin karena sedari kecil Arunika diajarkan untuk peduli kepada orang lain oleh ibunya sehingga dia selalu peka terhadap sekitarnya. Sifat Arunika yang benar-benar bertolak belakang dengan Daniel.
🥀🥀🥀
Follow ig: syenamars
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life
Ficção AdolescenteApa yang terlihat memang tak selalu menunjukan yang sebenarnya. ___ Start 6 Januari 2021 Finish 26 February 2021