Bukan mereka yang hanya datang di saat kamu bahagia
Bukan mereka yang selalu menjerumuskanmu ke dalam kegelapan
Bukan mereka yang hanya ikut senang saat kamu senang sajaTeman
Mereka adalah orang yang selalu ada saat kamu senang mau pun susah, selalu mengajakmu ke jalan yang benar. Itulah teman yang sesungguhnya.
🥀🥀🥀
Hari ini perasaan Rysa lagi bahagia-bahagianya. Sepertinya perasaan kasar dan emosiannya sedikit mereda? oleh sebab itu kini dia hanya duduk manis sembari menyantap bubur di kantin.
Marsya dan Dania tak lupa selalu bersamanya, kedua permpuan itu merasa aneh melihat kawannya tumben sekali banyak tersenyum hari ini, seperti orang gila yang sedang kasmaran.
"Bahagia banget lo, Rys. Ada apa gerangan?" Dania yang sedari tadi memperhatikan tentu heran dengan temannya itu. Tidak biasanya sebahagia ini.
"Iya, nih. Tumben? jiwa bengis lo kemana?" Marsya ikut nimbrung diselingi kekehhan dan Dania pun ikut terkekeh.
"Gue emang lagi seneng, sebagai hadiahnya lo berdua gue traktir makan sepuasnya."
Mendengar traktiran pun membuat Marsya dan Dania bersiul kegirangan, memang buat apa lagi enaknya punya teman orang kaya selain dikasih traktiran.
Mereka memang tidak tahu diri.
"Oke kalo gitu. Bi, bakso dua porsi ya, teh jeruk ...." Setelah itu Dania dan Marsya memesan makanan yang banyak. Bodo amat dengan alasan kenapa Rysa sebahagia itu, yang jelas sekarang mereka bisa makan kenyang.
Rysa sama tidak peduli nya dengan keadaan sekitarnya sekarang, hati dan pikirannya tetap tertuju kepada papanya yang kini perhatian lagi padanya.
"Semerdeka lu pada lah." Melihat kedua temannya yang antusias mendapat traktiran, Rysa membebaskan mereka memesan apapun. Tidak masalah harga nantinya berapa, toh, Rysa cukup memiliki banyak uang saku dari papanya.
--***--
Di koridor menuju kelasnya, Rysa dan teman-temannya berpapasan dengan Arunika yang menenteng buku berjalan berlawanan dengan mereka, sepertinya dia akan menuju perpustakaan.
"Rys, gangguin si cupu, yuk." Dania mengompor. Anak ini sudah seperti cacing kepanasan kalau sehari tidak mengganggu orang, maka tak heran kalau selama ini Rysa kejam karena selalu terhasut olehnya.
Sementara di sana, Arunika sudah pasrah akan diapakan oleh ketiga orang itu. Sambil bergetar dia terus berjalan terus menghindar, sampai saat berpapasan dan terlewati, Rysa dan teman-temannya tidak kunjung menghampirinya atau bahkan berniat membulinya lagi.
Rambut Rysa yang kali ini kembali hitam setelah mendapat teguran dari Pak Bambang, ia kibas-kan ke belakang. "Males, ahh," ucapnya membuat Dania geram dan heran ditolak ajakannya.
Dania memberhentikan langkahnya secara refleks Marsya dan Rysa ikut terhenti.
"Tunggu, deh." Dania mengulurkan tangannya menempelkan punggung tangannya di depan kening Rysa. "Lo nggak panas. Lo sakit, ya?"
"Sembarangan." Rysa menepis tangan Dania.
Marsya di sebelahnya hanya bisa menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life
Teen FictionApa yang terlihat memang tak selalu menunjukan yang sebenarnya. ___ Start 6 Januari 2021 Finish 26 February 2021