🥀 27 | Salahkah Aku?

20 11 2
                                    

Jangan berpikir kamu yang paling menderita sebab ada yang lebih menderita daripada kamu.

-Geraldi -

🥀🥀🥀

Camping tidak berjalan dengan semestinya sebab kejadian yang tak diinginkan barulah terjadi. Saat menemukan Arunika dengan kondisi yang menghawatirkan, Pak Bambang memutuskan untuk pulang dan camping terpaksa dihentikan. Tidak mungkin terus berlanjut disaat ada muridnya yang sedang mempertahankan nyawanya, syukur Arunika masih dapat diselamatkan.

Mobil melaju cepat seperti mobil ambulance, mempertahankan satu nyawa tapi tidak memikirkan nyawa lainnya. Ini tidak untuk ditiru, tapi kecemasan yang melanda terpaksa membuat Pak Sopir mempercepat laju mobilnya. Untungnya rumah sakit tidak terlalu jauh sebab letaknya hanya 200 meter dari sekolah yang tadinya mereka tempuh hanya 30 menit. Berhubung kecepatan mobil ditambah jadi tidak butuh waktu lama, sekitar duapuluh lima menit mereka sampai di area sekolah lalu setelahnya memindahkan Arunika ke mobil ambulance yang sebelumnya sudah ditelpon oleh Pak Bambang untuk menunggu di sekolah saja.

Semua murid hanya diantarkan sampai sekolah untuk selanjutnya pulang masing-masing seperti pada waktu awal mereka berangkat. Sementara Pak Bambang, Daniel, Gerald, dan dua guru lainnya menuju rumah sakit mengantar Arunika

--***--

Setelah selesai membersihkan diri dan berganti pakaian, Rysa menjatuhkan tubuhnya di kasur, melepas penatnya sebentar. Sedari tadi malam dia tidak bisa tidur nyenyak. Menutup matanya dengan lengan kanannya sembari terisak kecil. Bahunya naik turun, sesenggukan. Rysa tidak pernah mengerti apa kesalahannya sampai dunia tidak pernah memberinya lagi kebahagiaan.

Oke selama ini dia memang nakal, bengis, pembuli, tapi semua itu ia lakukan untuk memuaskan diri. Melihat orang lain bahagia sedangkan dirinya tidak, itu merasa tidak adil baginya. Beberapa hari belakangan ini Rysa juga sudah tidak lagi mengganggu ketenangan orang lain, sebab suasana hatinya sedang baik. Setelah secercah kebahagiaan yang dapat sekarang diruntuhkan lagi.

Rysa tidak pernah masalah kalau Daniel tidak menyukainya, menjauhinya, juga tak pernah menganggapnya. Namun, saat cowok itu menuduhnya mencelakakan orang lain membuat hatinya hancur sehancur-hancurnya. Rysa memang membenci Arunika, tapi untuk mencelakakan sampai ingin melenyapkan nyawa gadis itu tidak pernah terbesit di pikirannya. Selama ini dia hanya terhasut oleh omongan Dania, di saat dia tidak mood dan Dania mengomporinya tentu Rysa akan mudah meledak.

Di saat tengah terisak, suara pintu terbuka dengan kencang membuat Rysa mengangkat tubuhnya terduduk, refleks karena terkejut.

"Ikut papa sekarang," perintah Dejun.

Papanya yang tiba-tiba masuk dengan tanpa mengetuk pintu bahkan kangsung menarik tangannya keluar dengan paksa, tentu sekarang benak Rysa dipenuhi tanda tanya.

Ada apa lagi ini?

Ditarik dan dilempar ke sofa, Rysa terkejut dengan sikap papanya yang tiba-tiba seperti ini?

"Sekarang jelasin sama papa kenapa kamu celakain orang lain? siapa yang ajarin kamu jadi pembunuh?" Dejun menggebu. Mendapat laporan dari Pak Bambang kalau putrinya telah berbuat yang tidak-tidak kepada orang lain, setidaknya itu alasan mengapa sekarang dia semarah itu kepada Rysa.

"Aku nggak nyelakain siapa-siapa, Pah."

"Kalau bukan kamu kenapa mereka nuduh kamu dan bukti mengarah ke kamu."

Sungguh, apa tidak ada yang mempercayainya kalau bukan dia pelakunya? Rysa benar-benar tidak melakukannya, dia hanya tidur tau-tau pas bangun langsung dituduh mencelakakan orang lain?

Daily LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang