Rasa rindu itu akan muncul ketika sudah merasa kehilangan.
Aku benci padanya, tapi kenapa aku merindukannya?
-Rysa Pristeria-
Sudah terhitung satu minggu Rysa tidak melihat keberadaan Diana di rumahnya. Kemana wanita itu sebenarnya?
Aneh rasanya saat kesepian menyelimuti rumah ini, persis seperti waktu pertama kali ditinggalkan oleh mama kandungnya, suasana seperti ini kembali menyelimuti hati Rysa.
Tidak ada lagi yang mengomel, tidak ada lagi yang menyuruhnya ini-itu. Setelah hilangnya Diana yang hilang entah ke mana, kenapa sekarang Rysa mulai merasa ada yang kurang? seperti ada sesuatu yang hilang?
Rysa menggidikan bahunya, berusaha bersikap biasa saja. Lagipula kenapa juga dia harus mengharapkan kehadiran ibu tirinya itu? lebih bagus kalau tidak ada.
Berjalan menuju meja makan, Rysa siap untuk sarapan. Di meja sana sudah ada papanya yang duduk sendirian.
"Pagi, Pah," ucap Rysa menyapa lalu duduk di kursi tempat biasa dia duduk.
Dejun tersenyum saat mendapati anaknya itu duduk di kursi. Hening sesaat, Dejun melanjutkan makannya semementara Rysa baru ingin mengambil sarapannya yang berupa nasi goreng dengan telor dadar di atasnya.
Rysa menyantap makanannya dengan tenang. Hening, benar-benar hening, bahkan papanya tidak kunjung bicara.
Karena tak kunjung diajak bicara, akhirnya Rysa memberanikan diri untuk memulai berbicara.
"Mama Diana kemana?" tanya Rysa merasa penasaran. Agak ragu sebenarnya bertanya seperti itu, tapi Rysa terlanjur bertanya dan rasa penasarannya sudah tidak dapat ia bendung.
Seminggu belakangan ini papanya juga jarang bicara, hanya akan mengucapkan satu kalimat meski kalimat yang keluar berupa perhatian seperti 'anak papa jangan lupa sarapan' atau 'tidur gih udah malem' kalimat-kalimat yang selama ini Rysa rindukan itu terlontar, tapi .... Rysa tetap merasa kosong?
Pertanyaan Rysa yang tiba-tiba itu pun membuat Dejun menoleh ke arah anaknya, sementara Rysa bertanya tanpa berpaling, Rysa tetap anteng berkutat dengan makanannya.
"Kamu nanya ma-ma Diana?" Dejun memastikan dan sedikit menekankan kata mama di sana. Mendengar Rysa yang tiba-tiba menyebut istrinya itu dengan 'mama' aneh saja rasanya, tumben?
Rysa gelagapan, sumpah demi apa Rysa hanya keceplosan, itu terjadi begitu saja tapi .... setelah beberapa hari di tinggal ibu tirinya itu, rumah sangat sepi dan sepertinya .... Rysa memang merindukan Diana.
Rysa menggeleng cepat, masa iya dia mau memanggil orang lain dengan sebutan mama?
"Pah." Rysa memanggil sekali lagi dan membuat Dejun mempokuskan pandangan ke anaknya itu, siap mendengarkan.
"Iya kenapa sayang?"
"Rysa mau ijin camping. Akhir bulan ini sekolah adain camping buat kelas tiga yang sebentar lagi lulus, buat seneng-seneng gitu sebelum lulus. Jadi Rysa mau ikut."
Sebenarnya bukan itu yang ingin Rysa ucapkan, tapi setelah mengingat camping dia langsung merubah topiknya ke sana, tidak ingin berlanjit membahas ibu tirinya.
Dejun kembali menatap piring di depan, dia pikir anaknya itu sudah mulai menerima kehadiran Diana? sepertinya Rysa memang belum siap untuk memiliki ibu baru.
Apa tindakan Dejun itu salah?
Apa salah seorang ayah yang bertindak hanya ingin anaknya kembali merasakan kehadiran sosok 'ibu' di hidupnya? bukan bermaksud Dejun menghianati, semua ini dia lakukan juga demi anaknya, bukan semata karena dia ingin menikah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life
Novela JuvenilApa yang terlihat memang tak selalu menunjukan yang sebenarnya. ___ Start 6 Januari 2021 Finish 26 February 2021