Lusa pun tiba, di mana semua kelas tiga akan berangkat menuju tempat camping. Tempatnya tidak begitu jauh dengan sekolah, hanya memakan waktu sekitar tiga puluh menit saja. Meski begitu tidak membuat para peserta datang terlambat.
Pak Bambang dengan segala ancamannya berhasil membuat semua muridnya datang tepat waktu, karena kalau sedikit saja mereka terlambat, mereka akan ditinggalkan dan batal ikut camping.
Meskipun terkadang ancaman Pak Bambang memang aneh dan mengesalkan, tetapi itu adalah jurus jitu andalan Pak Bambang yang memang ampuh.
"Kalian baris di depan mobil yang akan kalian tumpangi." Pak Bambang berbicara lewat toa supaya suaranya terdengar oleh semua telinga. "Guru pembimbingnya jangan lupa absen mereka."
Selain menjadi guru BK, Pak Bambang sebelumnya juga pernah menjabat menjadi bapak kesiswaan sebelum akhirnya tergantikan pula oleh guru lain. Meskipun sekarang dirinya hanya menjabat sebagai guru BK, tapi tidak membuat dirinya berhenti untuk mengurus siswa-siswinya.
Terdengar seruan dari mulut para murid untuk sekedar menjawab Pak Bambang.
Selepas absen dan masuk ke dalan bus, akhirnya Pak Sopir pun melajukan kendaraannya. Semua murid yang ada di dalam sana pun bersorak kegirangan.
--***--
Ada tiga mobil dan di setiap satu mobil terdiri dari limapuluh dua murid termasuk guru pembimbingnya, ditambah Pak Sopir jadi limapuluh tiga.
Keberuntungan bagi Daniel karena kelasnya disatu mobilkan dengan Arunuka, dan kesialan bagi Rysa karena kini harus menyaksikan lagi laki-laki yang dicintainya duduk bersebalahn dengan perempuan yang dibencinya.
Awalnya Arunika duduk dengan teman yang entah siapa namanya, Daniel tidak tahu. Namun, saat si perempuan itu bangkit dari duduknya, Daniel segera mengambil alih tempat duduk itu, dan berakhirlah mereka duduk bersebelahan.
"Loh, kok, kamu di sini?" tanya Arunika terheran, dia tidak tahu kalau ternyata mereka satu mobil?
Itu artinya Rysa juga satu mobil dengannya? gawat?!
Arunika gelagapan, dia segera bangkit dan akan pindah ke kursi lain sebelum akhirnya Daniel mencegat tangannya. Arunika kembali duduk karena ditarik kembali duduk oleh Daniel.
"Aku mau pindah aja," katanya lirih.
"Nggak papa, nggak usah."
"Tapi--"
"Perhatian semuanya." Ucapan Pak Bambang mengambil alih atensi, mau tak mau Arunika kembali ke tempatnya dan memerhatikan Pak Bambang yang berdiri di depan.
"Kita akan berangkat, tapi sebelum itu bapak mau mengingatkan kalau kalian merasa mual tinggal ambil keresek yang sudah di sediakan di depan jok masing-masing. Dan kalau butuh sesuatu kalian bisa bilang sama guru pembimbing atau sama bapak langsung juga boleh," kata Pak Bambang menjelaskan.
"Baik, Pak," saut mereka serentak.
"Baiklah, kalau begitu selamat bersenang-senang."
Perjalanan pun dimulai, semua murid bersenang-senang. Ada yang berkaroke, ada yang menggosip saja, bahkan ada yang hanya tertidur pulas alih-alih menahan mual di perut.
Arunika duduk dengan tidak nyaman, bukan berarti dia sedang ambeien, tapi karena Daniel ada di sebelahnya. Rysa ada di dalam bus ini juga, lalu bagaimana perasaan dia kalau melihatnya?
Seakan mengerti dengan gelagat Arunika yang diselimuti rasa bersalah, Daniel menepuk tangan gadis itu yang berada di atas paha. Arunika menoleh, mengerjap beberapa kali masih dengan rasa gundahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Life
Novela JuvenilApa yang terlihat memang tak selalu menunjukan yang sebenarnya. ___ Start 6 Januari 2021 Finish 26 February 2021