"Dari hasil pemeriksaan adik mas terkena......usus buntu"ucap dokter itu dengan berat hati
"Gak lucu dok klo bercanda jangan begini"shandy tak percaya
"Memang dri hasil pemeriksaan menyatakan seperti itu,dan adik mas harus segera di oprasi. Kami pihak medis butuh persetujuan dari orang tua pasien"jelas dokter itu
"Yaudah dok tangani adik saya secepatnya"
"Tpi kami buntuh tanda tangan orang tuap pasien agar bisa melakukan opras
"Baik dok saya akan telfon orang tua saya dlu""Silahkan"
Shandy keluar dari ruangan dokter itu dan kembali menuju ke UGD tempat fimana fiki di rawat.
Shandy sudah sampai di depan ruang UGD bersama teman temannya.
"Shan kata dokter fiki kenapa?"tanya ricky
Shandy menghela nafas panjag,ia mengusap wajahnya dengan kasar dan menarik surai hitamnya dengan paksa
"Shan jelasin fiki kenapa?fiki sakit apa?"paksa ricky
"Fiki kena usus buntu dan harus segera di oprasi"ucap shandy lirih
"HAH..USUS BUNTU" semua kaget mendengar penuturan shandy
"Iya,dan sekarang gw harus hubungin ayah sma mama biar fiki bisa segera di oprasi"
"Yaudh shan mending sekarang lo telfon ortu lo sekarang biar fiki bisa cepat ditangani"kata gilang
"Tpi itu semua gak mungkin lang,apa perdulinya mereka berdua sma gw dan fiki"ucap shandy dengan tatapan kosong
"Coba dlu shan,siapa tau orang tua lo mau kesini. Ini semua kn menyangkut nyawa anaknya"kata shandy
"Ok gw coba sekarang"shandy merogoh kantong celananya dan mengambil ponsel untuk menelfon orang tuanya.
"Hallo..mah.."
"Ada apa sih shan mama lgi sibuk"
"Fiki sakit mah"
"Yaudh klo dia sakit kamu tinggal bawa dia ke dokter apa sisahnya si...dah ya mama sibuk"
Mama shandy mematikan panggilannya sepihak dari sebrang sana. Namun shandy terus berusaha,sekarang ia akan menelfon ayahnya.
"Hallo..yah.."
"Ada apa sih shan..ayah lgi meeting"
"Fiki yah...."
"Anak itu kenapa lgi?bikin masalah lgi?"
"Fiki sakit yah.."
"Kirain knp,klo dia sakit tinggal kasih parasetamol kn beres..dah ya ayah mau lanjut meeting dlu"ucap ayah shandy dengan acuh
Ayahnya shandypun mematikan panggilannya sepihak
Shandy bingung harus menghubungi siapa lgi
"Arrrggh...."shandy menonjok dinding yang ada di hadapannya
"Kenapa shan?"tanya gilang
"Orang tua gw gak ada yang perduli sma kondisi fiki"adu shandy
"Gw harus keruangan dokter itu dan gw yang akan tanda tangan surat persetujuan itu,gw udah gak perduli lagi akan keberadaan orang tua gw"shandy melangkah dengan cepwt menuju ruangan dokter tersebut
Farhan,gilang,ricky,fajri,fenly dan zweitson hanya bisa melihat tindakan shandy dengan tatapan sendu
***
Shandy sedang berhadapan dengan dokter yang tadi memeriksa fiki. Ia memaksa agar dokter itu mengizinkan dirinya untuk menandatangani surat persetujuan itu
"Dok saya mohon izinin saya buat menandatangani surat persetujuan itu"paksa shandy
"Tidak bisa mas,kami butuh berbicara langsung dengan orang tua anda"ucap dokter itu
"Dok..saya tanya kalau misalnya adik saya gk ada keluarga selai saya gimana dok. Dokter mau membiarkan sesuatu hal buruk datang menimpa adik saya?!"serkas shandy yang sudah mulai geram
Dokter itu menghela nafas panjang dan mencerna ucaan shandy
"Apa anda tidak ada keluarga lain?"tanya dokter itu
"Apa urusannya sih dok nanyain tentang keluarga saya. Tugas dokter sekarang tuh hanya kasih surat persetujuan itu agar saya tanda tangani dan adik saya bisa cepat di tangani bukan malah ngurusin keluarga saya!!!"shandy sudah mulai emosi
"Hhmmm..baiklah saya akan memberikan surat itu pada anda"dokter itu membuka laci dan mengambil sebuah map untuk di berikan kepada shandy
Shandy menerima map itu dan mengambil kertas persetujuan di dalamnya. Tanpa membaca kertas itu shandy langsung saja menandatanganinya tanpa berfikir panjang
"Dari tdi kek ngasihnya,nunggu orang emosi dlu baru aja di kasih"dumel shandy seraya memberikan kertas yang sudah di tandatanganinya
"Klo begitu anda selesaikan administrasinya dan kami akan melakukan oprasi itu malam ini"
"Baik saya akan melunaskan administrasinya"
Shandy pergi dari ruangan itu
Skipp......
Malam ini shandy hanya berjaga bersama gilang, yang lain sudah pulang kerumahnya masing". Tepat pukul 20.00 fiki akan melakukan oprasinya,dan sekarang waktu madih menunjukkan pukul 18.30 berarti oprasi fiki akan dilakukan satu setengah jam lagi. Dari tadi fiki tak usai-usainya merintih kesakitan.
"Aduuhh..sshhh...sa..kit..aahh"fiki meremas perutnya
"Jangan di gituin perutnya bego nanti malah tambah sakit"ketus shandy
"Apaan si shan adek lo lgi sakit jga mlah di omelin"bela gilang
"Sshh....sa..kit..."fiki menitihkan air mata
"Sabar fik bentar lagi lo bakal di oprasi"kata gilang
"G..gw tak..kut..bang"ucapnya lirih
Di hati shandy ada rasa tak tega melihat adiknya seperti itu dan akhirnya shandy memutuskan untuk keluar dri ruangan fiki. Shandy duduk di kursi depan ruang rawat fiki,ia mengacak rambutnya frustasi
"Maafin gw fik...maafin gw karna gw lo jdi begini. Maafin gw udah berusaha buat ngebenci lo,tpi percaya gw ngelakuin itu biar lo sadar akan kesalahan lo. Jangan hukum gw begini fik..gw gak bisa" ucap shandy dalam hati
Dan..disini titik kelemahan shandy,dia tak bisa melihat adiknya menahan sakit seperti itu. Tanpa di sadari cairan mening perlahan meluncur begitu saja dari pelupuk mata seorang shandy
Hayo..bang shan nangis tu..
Siapa yang mau lanjut??
Jangan lupa vote+comen+follow akun ini ya makasih😊

KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT FIKI
FanficTerlihat ceria di depan banyak orang bukan berarti tidak mempunyai masalah atau beban dalam hidup seseorang. Ini kisah seorang anak remaja yang terlihat bahagia seakan tak memiliki beban dan selalu ceria didepan banyak orang, ternyata mempunyai seb...