PbN-5

1.7K 207 33
                                        

Pregnant by Nerd
.
.
.
.
.
.

"Gila sih parah kalian dasar hewan!"
Wooyoung mengomeli kawannya yang sedang duduk diatas trotoar pinggir jalan sambil menikmati minuman dingin menyegarkan.

"Udah atuh jangan marah kan kita-kita gak sengaja."
Wooyoung memijat-mijat pergelangan tangannya yang terasa sakit ketika bergerak. Mungkin terkilir ntah karena apa. Positifnya sih karena cengkraman si Choi Satan itu.

Jongho menekan-nekan pelipisnya yang mendadak sakit. Sakit seperti ditusuk tusuk. Heran tadi ia tak begini. Dengan sopan ia menyenderkan tubuhnya kearah si tertua Park Seonghwa.

"Ho lo kenapa?"

"Sakit kepala gua kak." lantas Seonghwa khawatir. Dimulainya mengusap surai  hitam bergradasi merah milik Jongho.

"Alasan lo kabur tadi ini ya?"

Jongho mengangguk lemah. Pantas saja. Jongho itu bukan tipikal orang yang mudah menyerah apalagi dengan lawan yang tak terlalu sepadan. Biasanya sampai bilang ampun bang jago baru Jongho lepaskan targetnya. Kalau ini sedikit aneh ya. Ini perdananya 2Choi berkelahi. Tapi sepertinya dengan Jongho yang keadaannya tak seprima biasanya.

"Jadi temu kangen sama si Felix?" Yunho bertanya. Tangan cantiknya memainkan botol yang sudah tandas isinya.

"Jongho lagi gak oke nih."

"Pulang yuk?" Wooyoung angkat suara. Tak tega lihat Jongho begitu.

"Gua oke kok cuma sedikit pusing aja. Kita jabani tuh orang kalau kaga ngoceh-ngoceh nyampe Qatar dia."

Jongho bangkit, lalu mengecek ponselnya. Ada pesan dari Felix

Orang Gila

Gua tunggu lo di lapangan deket taman circle.

Now

"Lapangan circle noh. Kaga begitu jauh dari sini." Jongho memperlihatkam isi teks elektronik tersebut pada kawan-kawannya.

"Tapi Ho kita tangan kosong. Tongkat kaga kebawa keburu panik." Wooyoung dan Yunho nengiyakan perkataan Seonghwa. Jangankan ingat si tongkat. Mereka panik tak karuan menyaksikan ke ekstrim an seorang Choi San dan saling menyelamatkan diri lalu kabur dari jangkauan Satan imajiner.

"Holly shit! Waktunya mepet nih gak mungkin balik bawa tuh tongkat. Malesin juga kalau tuh Satan masih disana." Wooyoung menggerutu tak terima.

"Tangan kosong aja napa. Pake alat kalau bener-bener genting." keukeuh Jongho pada pendiriannya.

Seonghwa menatap tak yakin pada Jongho, wajar muka Jongho perlahan memucat ya? Sesakit itu kah?

"Ho seriusan deh gak usah maksain dari pada ntar lo tumbeng. Sabodo lah si Felix mau ngomong apa juga."

"Gak kak, gua kaga apa-apa. Sekiranya lo lo pada lagi gak ada mood biar gua yang hadapi. Kalian pantau gua aja."

Wooyoung menggeleng kencang tak setuju dengan usul yang Jongho berikan. Bisa benar-benar mati itu anak. Bukannya meremehkan Jongho,  itu memungkinkan kalau Jongho dalam keadaan yang fit tapi kan ini tak begitu ok. Felix and the gang tak bisa dianggap remeh juga. Match normalnya saja kadang tim Jongho ada beberapa yang terluka walau tetap saja kemenangan mereka kantongi.

"Lo jangan batu-batu amat dong Ho. Pikirin diri lo."

Jongho mendadak kesal luar dalam. Kenapa seolah-olah Jongho tak bisa membereskan semua ini? Jongho paling tak suka dianggap lemah. Jika ia berkata iya ya harus iya.

Pregnant by NerdsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang