Acara sudah selesai, sudah tak ada lagi DJ ataupun penyanyi di atas panggung. Sebagian murid sudah berhambur pulang ke rumah karena waktu sudah menunjukan pukul 12 malam.
Caca sendiri masih berada di sekolah, di pinggir lapangan, berdiri di tengah-tengah Sella dan Ana sambil berpose.
"1...2...3,"
Cekrek!
"Bagus ga?," tanya Ana menghampiri Ryan yang berubah menjadi fotographer dadakan.
"Ulang-ulang, mata gue sipit sebelah." ujar Ana membuat Ryan mengelus dada.
Sipit sebelah apanya? Daritadi juga ngomong gitu. Kalo di itung-itung nih ya, udah mau 20 kali take. Tapi, cuma ada 2 foto yang Ana bilang bagus.
"Last ya Na? Sumpah pegel banget kaki gue," eluh Caca memelas.
Sebenarnya bukan itu alasan Caca, Lucas daritadi tuh ngeliatin Caca. Siapa coba yang kalo di liatin sama cogan ga salting? Kalo ada, Caca keliling dunia sambil jalan kaki dah. Apalagi, Lucas sempet ngomong aneh-aneh.
Caca tersenyum menatap kamera dan menghela nafas lega saat Ana mengatakan hasil jepretan Ryan kali ini cukup bagus.
Caca berjalan pelan dan bersender pada tiang ring basket. Menatap Ana dan Bintang yang sibuk berfoto. Caca terkekeh melihat berbagai pose yang mereka lakukan.
"Lo gamau foto sama doi, Ca?." tanya Sella yang berjongkok di sebelah Caca. Padahal lagi pake dress.
Caca menggeleng "Doi apanya?," ujar Caca terkekeh.
Tak lama setelah itu, Lucas berjalan menghampiri Caca membuat Caca mendongak.
"Foto bareng gue mau?," tanya Lucas.
Caca menggigit pipi bagian dalamnya.
"Boleh,"
Lucas mengambil tangan Caca dan membawanya ke tengah lapangan. Memberikan ponselnya pada Fikri.
Caca berdiri di samping Lucas, membuat sedikit jarak karena merasa sangat gugup. Caca tersenyum kaku begitupun Lucas karena ia pun merasakan hal yang sama.
"Kok jauhan sih? Deket deket dong!," Sella maju mendorong Caca agar menempel dengan Lucas.
"Harusnya tangan lo tuh gini ege," Ana maju mengangkat tangan Lucas dan ia letakan di bahu Caca.
"Pala lo gini Ca," Ryan sedikit mendorong kepala Caca agar menyender di bahu Lucas.
"Nice!," ujar Fikri menyuruh Ana, Ryan, dan Sella menjauh kemudian segera mengambil foto Caca dan Lucas.
Caca merasakan pipinya memanas saat teman teman Lucas mulai bersorak.
"Gila sweet banget posenya!!," puji Sella yang duluan melihat hasil jepretan Fikri.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction[ON PROGRESS] Singkatnya, ini hanya cerita klasik percintaan remaja sekolah menengah atas. Tapi ini berbeda, kisah ini terlalu luar biasa untuk di jabarkan dengan kata-kata. "Gue emang urakan. But, no matter what happen gue bakal buktiin ke bokap lo...