"Gue bantuin gak nih?," tawar Caca mengikuti Lucas yang berjalan kebelakang mobil.Memperhatikan laki-laki itu membuka bagasi dan mengambil kantong kresek berisi bahan bahan yang ia beli tadi.
"Cuma satu gini doang," ujar Lucas memgangkat kantong belanjaan itu santai.
"Ya biar tangan gue gak kosong aja gitu," balas Caca cengegesan.
Lucas terdiam sebentar.
"Tangan gue yang satunya kosong nih," ujar Lucas mengangkat tangan kirinya.
"Maksudnya?,"
"Pegang aja biar tangan lo gak kosong," tawar Lucas menyodorkan tangannya ke hadapan Caca.
"Ish, itumah lo modus." dengus Caca menepuk telapak tangan Lucas.
Lucas tertawa pelan kemudian menarik lengan Caca untuk masuk.
"Berasa lo tuan rumahnya kalo gini," sindir Caca memperhatikan tangannya yang di tarik Lucas.
"Gimana ya bund? Tuan rumahnya lama bund," sindir Lucas balik.
"Lo sendirian di rumah?," tanya Lucas memperhatikan rumah Caca yang sepi.
"Bunda masih di butik mungkin," gumam Caca.
Bunda memang punya butik, jadi kalo lagi kesepian Bunda suka main ke butik sambil ngontrol keadaan.
"Lo berani sendiri?," tanya Lucas.
"Gue udah biasa sendirian di rumah,"
"Yaudah gue temenin," ujar Lucas mendudukan tubuhnya di kursi teras.
"Masuk aja di sini banyak nyamuk,"
"Rumah lo lagi gak ada orang, Ca."
"Kita kan gak ngapa-ngapain,"
"Nurut aja kenapa sih," gemas Lucas menarik Caca agar duduk di sampingnya.
"Gue cowo normal, kalo gua khilaf gimana?," ujar Lucas dengan suara beratnya membuat pipi Caca memanas.
"Di sini lo juga bisa khilaf," bantah Caca menutupi kegugupannya.
"Lo bisa teriak biar tetangga lo keluar terus gebukin gue," balas Lucas santai.
Caca mengangguk paham lalu menunduk memainkan jarinya. Suasana terasa sedikit canggung, ah tidak! Hanya Caca yang merasa canggung di sini.
"Malam besok promnight?," tanya Lucas tiba-tiba.
Caca mendongak lalu mengangguk.
"Bakal seru tuh. Gue udah gak sabar," ujar Caca membayangkan betapa seru acara promnight malam besok.
"Nanti pergi sama siapa?,"
"Gak tau,"
"Kalo gua ajakin bareng, lo mau?,"
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction[ON PROGRESS] Singkatnya, ini hanya cerita klasik percintaan remaja sekolah menengah atas. Tapi ini berbeda, kisah ini terlalu luar biasa untuk di jabarkan dengan kata-kata. "Gue emang urakan. But, no matter what happen gue bakal buktiin ke bokap lo...