Mata sayu Lucas memperhatikan sepiring nasi goreng di hadapannya, tangannya terus mengaduk-ngaduk makanan tersebut. Bukan nya gak selera, Lucas cuma ngantuk karena belum ada tidur. Semalam pas pulang dari rumah Caca, Lucas dapat telfon dari Fikri untuk dateng ke sirkuit balap. Katanya ada yang nantangin.
Karena Lucas orangnya gak suka di tantangin, yaudah di jabanin aja. Akhirnya Lucas balapan sampe jam setengah 5 subuh, itupun kalo gak di kejar polisi mungkin mereka gak bakal bubar. Daripada bingung mending Lucas pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Lucas udah gak bisa tidur soalnya waktunya udah mepet. Jadi, laki-laki itu memutuskan untuk mandi terus sholat. Selesai sholat, ia langsung memakai seragamnya dan segera ke meja makan karena sang Bunda sudah mengaung.
"Makanan tuh jangan di mainin, Bang." tegur sang Bunda memberikan susu di samping piring Lucas.
"Kopi kek Bun, susu gak ngilangin ngantuk abang," protes Lucas tak ayal meminum susunya.
"Kopi-kopi! Suruh siapa balapan?! Hidup kamu tuh udah gak sehat," omel sang Bunda sambil menyuapi anak bungsunya.
"Masih sehat kok," Lucas membantah.
"Ngerokok iya, begadang iya, berantem iya, balapan iya, itu tuh udah gak sehat! si Ayah juga, anaknya badung begini bukannya di omelin malah di wajarin aja!,"
Lucas mulai mengusap telinganya yang terasa panas, pagi-pagi Bunda udah ngomel aja. Tapi gak papa kok, Lucas malah seneng di omelin. Berarti Bunda masih peduli.
"Masa-masa kaya gini tuh cuma sekali seumur hidup, selagi Lucas gak buntingin anak orang atau make narkoba ya gak papa," bela sang Ayah di angguki Lucas. Ayah emang terbaik deh!!
Lucas sedikit tertegun, kata-kata Ayah sangat mirip dengan apa yang Caca ucapkan kemaren.
Bunda mendengus, Ayah sama anak sama aja! Sama-sama bikin darah tinggi. Emang sih sekali seumur hidup, tapi kan bisa ngelakuin hal yang bermanfaat juga. Gak harus buang-buang waktu untuk hal yang gak berguna.
"Berarti kalo abang bunuh orang gak papa dong?," tanya si bungsu dengan polos.
"Gak gitu juga, kalo abang bunuh orang, ayah yang bakal giring dia ke penjara." balas sang Ayah membuat Leo mengangguk paham.
"Udah-udah! Abisin makannya terus cabut dari rumah! Pusing bunda lama-lama!,"
Lucas dan ayah saling tatap sambil menahan senyum, ngeliat Bunda ngomel tuh hiburan tersendiri bagi mereka. Kalo orang-orang gak suka di omelin, ayah dan anak itu justru sebaliknya. Makanya mereka sering mancing emosi Bunda.
Akhirnya mereka selesai dengan aktivitas pagi mereka, Lucas mengambil tasnya lalu di sampirkan di bahu. Sedangkan Leo menenteng tas sekolahnya lalu menyium tangan sang Bunda.
Lucas keluar dari rumah setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, laki-laki itu memakai helmnya dan naik ke motor lalu menyalakan mesin motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction[ON PROGRESS] Singkatnya, ini hanya cerita klasik percintaan remaja sekolah menengah atas. Tapi ini berbeda, kisah ini terlalu luar biasa untuk di jabarkan dengan kata-kata. "Gue emang urakan. But, no matter what happen gue bakal buktiin ke bokap lo...