[ON PROGRESS] Singkatnya, ini hanya cerita klasik percintaan remaja sekolah menengah atas. Tapi ini berbeda, kisah ini terlalu luar biasa untuk di jabarkan dengan kata-kata.
"Gue emang urakan. But, no matter what happen gue bakal buktiin ke bokap lo...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kring kring kring!!!
Bel istirahat kedua berbunyi, Caca dan Lucas masih berada di dalam UKS. Mereka tidak berdua karena sudah ada dokter UKS yang datang sejak 15 menit lalu.
Keduanya tidak mengeluarkan suara sejak Caca selesai mengobati luka Lucas. Atmosfer canggung menyelimuti UKS.
Lucas sendiri hanya diam sambil berfikir bagaimana caranya mendekati Caca. Gadis itu tidak mudah untuk di taklukan. Benar kata Bayu, Caca sangat cuek dan tidak peka.
Laki-laki memilih untuk tidur agar suasananya tidak terlalu canggung. Awalnya ia hanya memejamkan matanya, namun ia justru benar-benar tertidur. Mungkin efek tidak tidur semalaman membuatnya jadi mengantuk.
"Permisi Bu," dua orang gadis mengucapkan salam begitu masuk ke dalam UKS.
"Iya? Ada apa?," balas Bu Rina--Selaku Dokter UKS.
"Saya mau nemuin Cassandra, Bu." ujar Ana sopan.
"Silahkan,"
Ana masuk bersama dengan Sella, di tangan Ana sudah ada tas milik Caca.
"Lo ngapain bawa tas gue?," tanya Caca mengerutkan dahi.
"Lo di suruh pulang sama Pak Rahmat Ca," balas Ana memberikan tas Caca.
"Kok bisa?," tanya Caca sambil menerima tas yang Ana sodorkan.
"Katanya biar istirahat di rumah aja, ngerasa bersalah dia sama lo." balas Ana terkekeh.
"Bukan ngerasa bersalah, dia takut nyokap lo dateng terus nuntut dia," sahut Sella membuat Ana terbahak.
Mulut temannya ini benar-benar rem blong!
"Lo ngapain di sini?," tanya Ana melirik Lucas yang sudah terbangun. Lelaki itu sedang memainkan ponselnya.
"Menurut lo?,"
Ana tersenyum penuh arti. Tentu saja ia tahu apa alasan Lucas bisa berada di dalam UKS. Padahal, laki-laki itu tidak menyukai bau obat-obatan.
"Lo habis berantem?," tanya Ana pura-pura tak tahu.
"Hm,"
"Yah, ponsel gue mati. Gue gak usah pulang deh. Gue gak papa kok," ujar Caca menatap layar hitam ponselnya.
Ponselnya mati sehingga ia tak bisa memesan ojek online. Caca sendiri jarang naik taksi, ia takut di culik seperti di sinetron.
"Lo pulang aja ege. Gue kalo jadi lo ga bakal nolak. Lo naik taksi atau minta anter sama siapa kek," sahut Sella menyentil kening Caca pelan.
"Gue mau minta anter sama siapa? 'Kan lo tau gue gak berani naik taksi." gusar Caca cemberut.
Ana melirik Lucas dengan ujung matanya, memberi kode.
"Kita cariin orang yang bisa anter lo deh, yuk Sel!," Ana menarik Sella keluar dari UKS.
"Kok gue di tinggalin sih?!," kesal Caca menekuk wajahnya.