•17•

403 65 3
                                    

Caca mengusap peluh yang mengalir di pelipisnya menggunakan punggung tangan, melirik jam yang sudah menunjukan pukul 5 kurang 15 menit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caca mengusap peluh yang mengalir di pelipisnya menggunakan punggung tangan, melirik jam yang sudah menunjukan pukul 5 kurang 15 menit.

"Kalian ga sholat subuh?," tanya Ana ketika mendengar suara adzan.

"Gue lagi dateng bulan sih," balas Sindi sambil membantu Sella membuat minuman yang akan mereka jual hari ini.

"Eh ini di gausah di kasih soda sama es batu dulu kan?," tanya Sella menatap cup yang berisikan sirup dan susu kental manis.

"Soda sama es batunya pas udah di sekolah aja," balas Sintia.

"Sholat Ca, biar gue aja yang bungkusin." ujar Ana merebut sandwich di tangan Caca dan mulai membungkusnya.

"Iya kalian sholat aja dulu. Sella, Tia, Caca," balas Cellyn duduk di samping Sella.

"Yang cowo-cowo bangunin juga Ca," ujar Ana saat Caca berdiri.

Sesuai rencana, mereka semua menginap di rumah Caca termasuk Lucas dan antek-anteknya. Semalam hujan deras, membuat mereka tak di perbolehkan Bunda untuk pulang. Bunda takut mereka kenapa-kenapa di jalan.

Tapi, bukannya tidur. Laki-laki itu malah bergadang dan main PS sama Ayah. Sedangkan yang ceweknya memilih tidur duluan karena mereka yang akan sibuk subuh-subuh nanti.

Caca sendiri sedikit bingung dengan Ayah yang biasanya sedikit cuek dengan teman cowok Caca. Mungkin mood Ayah lagi bagus.

Ayah tuh di bilang galak kagak, di bilang gak galak juga kagak. Soalnya, Ayah kalo udah ngomong sekali, Caca udah langsung nurut. Auranya serem.

"Eh udah bangun," ujar Caca melirik Bintang yang memainkan ponselnya sambil rebahan di ruang tamu.

Yang laki-laki memang memilih tidur di ruang tamu. Sedangkan cewek cewek tidur di kamar Caca.

"Bay, bangun Bay. Subuhan kagak lo?," ujar Caca memukul pelan betis Bayu yang tidur tengkurap.

"Dim bangun!!," Caca beralih ke Dimas.

"Iya," balas Dimas mengucek matanya.

"Yan bangun yan. Sholat!," Bintang memukul pipi Ryan membuat laki laki itu terbangun.

"Lucas bangun!! Subuhan dulu," Caca menepuk bahu Lucas yang tidur terlentang.

"Fikri gak lo bangunin?," tanya Caca pada Bintang.

"Dia sama kek gue," ujar Bintang membuat Caca mengangguk paham. Ternyata Fikri non muslim.

"Luke bangun!!," ujar Caca menepuk pipi Lucas pelan membuat laki-laki itu terbangun.

"Bentar Bun, masih ngantuk." racau Lucas membelakangi Caca.

"Ban bun ban bun pala lo lonjong!! Caca itu!!," sahut Ryan yang sudah terbangun.

Lucas membuka matanya sambil berdecak pelan. Laki-laki itu belum merasa puas dengan tidurnya. Dia baru tidur satu jam yang lalu. Dan sudah di bangunkan sekarang.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang