Suasana cafe yang mereka kunjungi cukup ramai padahal ini bukan malam minggu. Tempat ini memang sering di kunjungi kalangan anak muda karena desainnya yang milenial dan banyak spot untuk berfoto. Selain itu, juga ada live music yang membuat suasana menjadi semakin asik. Apalagi harga makanan dan minumannya tidak mahal dan sesuai kantong pelajar.
7 remaja itu duduk di salah satu meja yang menghadap ke jalanan. Mereka memilih duduk di bagian outdoor menikmati semilir angin yang menyapa mereka. Lucas memainkan ponselnya, sedang mabar PUBG dengan Ryan dan Bayu.
"Anjing ah!!," Ryan membanting ponselnya di meja membuat Fikri berjengkit kaget.
"Gue kaget bangsat," protes Fikri yang menikmati kentang goreng sambil memperhatikan pengunjung cafe.
"Ryan tolol banget jingan!," umpat Bayu melirik tajam Ryan yang cengegesan.
Lucas menghela nafas lalu meletakan ponselnya di atas meja. Tim mereka sudah kalah, padahal sedikit lagi mereka bakalan chiken.
"Goblok," umpat Lucas melempar kentang goreng ke arah Ryan.
Ryan hanya cengegesan tak jelas. Sebenarnya ia tak sengaja membuat tim mereka kalah. Niatnya ingin melempar granat ke arah musuh namun sialnya granat itu mantul dan meledak di tempat mereka.
Lucas melirik Caca yang sibuk menscroll instagram sambil memakan es krim rasa matcha yang sudah sedikit mencair. Kemudian laki-laki itu menatap Ana meminta bantuan. Caca benar-benar tidak mau berbicara padanya.
"Ca, lo marah beneran?." tanya Ana membuat Caca mendongak.
"Marah sama siapa?,"
Ana melirik Lucas membuat Caca ikut menoleh pada Lucas yang duduk di sampingnya. Namun setelah itu ia membuang muka saat Lucas membalas tatapannya. Sebenarnya Caca tidak marah, ia hanya sedikit kesal dengan Lucas.
"Ca, gue minta maaf deh." ujar Lucas memutar tubuhnya menghadap Caca.
Caca diam tak menanggapi membuat Lucas mengacak asal rambutnya. Ia benar-benar merasa bersalah karena membuat Caca menangis ketakutan.
"Lo sih bawa motor kek ngajak mati," kompor Fikri membuat mata Lucas membulat.
"Kalo gue jadi lo, gue gabakal mau di bonceng sama Lucas lagi," imbuh Ryan memanas-manasi.
"Brengsek lo berdua!,"
"Bay, nanti anterin gue balik ya?," ujar Caca pada Bayu yang sedari menyimak.
"Kok gitu sih Ca?!," ujar Lucas memelas.
"Sini lo anjing!," Lucas menghampiri Ryan membuat Caca mendongak panik lalu menarik lengan Lucas agar tetap duduk.
"Jangan berantem," ujar Caca panik.
"Tapi pulang sama gue,"
"Iya-iya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction[ON PROGRESS] Singkatnya, ini hanya cerita klasik percintaan remaja sekolah menengah atas. Tapi ini berbeda, kisah ini terlalu luar biasa untuk di jabarkan dengan kata-kata. "Gue emang urakan. But, no matter what happen gue bakal buktiin ke bokap lo...