"Eh, kelewatan!!!," Caca menepuk bahu Lucas saat lelaki itu tak menghentikan motornya di depan sekolah.
Bukannya berhenti, Lucas semakin melajukan motornya membuat Caca panik dan memukul bahu Lucas berulang kali.
"Lo mau bawa gue ke mana?!?," teriak Caca takut suaranya tidak terdengar karna ia menggunakan helm fullface milik Lucas.
Caca merasa sedikit takut karena Lucas tak menghiraukannya, laki-laki itu malah semakin melajukan motornya. Refleks Caca melingkarkan tangannya di perut Lucas.
Perlahan Lucas memperlambat laju motornya dan belok masuk ke suatu komplek perumahan. Caca mendongak, ini komplek perumahannya.
Lucas berhenti tepat di depan rumah minimalis berlantai 2. Caca segera turun dari motor dengan wajah cemberutnya. Kesal dengan Lucas yang membawa motor dengan kecepatan tinggi seperti ingin mengantarkannya pada Malaikat Izroil.
Caca melepaskan helm Lucas membuat rambutnya acak-acakan, namun ia tak peduli.
"Lo kenapa?," tanya Lucas melihat wajah cemberut Caca.
"Gue ajak ngomong gak nyaut! Bawa motor kek ngajakin mati! Lo nge prank Malaikat Izroil apa gimana?!," ujar Caca dengan wajah tak sukanya.
"Oh, maaf. Suara lo gak kedengeran." ujar Lucas santai.
"Gak kedengeran? Gue udah teriak kenceng banget padahal," ujar Caca heran tak percaya dengan ucapan Lucas.
"Sini deh maju,"
Lucas memakaikan helm milik Bayu ke kepala Caca membuat mata Caca membulat takjub.
"Ih kok ada musiknya?!!!," heboh Caca membuat Lucas mendengus geli. Ternyata Caca bukan tipe perempuan yang suka jaga image.
"Keren juga helm si Bayu," puji Caca saat Lucas melepas helm Bayu.
"Lo udah tau kan alasan kenapa gue gak denger suara lo?," tanya Lucas membuat Caca mengangguk paham.
"Tapi gue pukul-pukul lo gak noleh juga, malah makin ngebut." ujar Caca membuat Lucas menggaruk belakang lehernya.
"Kalo itu mah gue sengaja,"
"Sengaja?,"
"Biar lo meluk gue," ujar Lucas segera memakai helmnya.
"Duluan, Ca!," Lucas melajukan motornya meninggalkan Caca yang masih terbengong sambil memeluk helm Lucas.
"Kak Anas ngapain bengong di situ?," tegur anak tetangga yang lewat di depan rumah Caca.
Caca tersadar dan tersenyum ramah pada anak tetangganya.
Caca memang di panggil 'Anas' saat di rumah. Berbeda saat di sekolah, panggilannya akan berubah menjadi 'Caca'.
"Gak bengong kok, cuma shock aja." ujar Caca membuat anak berumur 14 tahun itu bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction[ON PROGRESS] Singkatnya, ini hanya cerita klasik percintaan remaja sekolah menengah atas. Tapi ini berbeda, kisah ini terlalu luar biasa untuk di jabarkan dengan kata-kata. "Gue emang urakan. But, no matter what happen gue bakal buktiin ke bokap lo...