Di ruang tindakan persalinan
"keito-san daijoubu.. daijoubu yo, smeua akan berjalan lancar" seorang perawat berusaha menguatkan keito dengan mengusap punggung tangannya. Keito sudah siap dengan baju serba biru serta penutup kepala, kemudian ia diimiringkan sehingga perawat tadi bisa menyuntikkan anestesi epidural di bagian tulang belakang keito.
Tusukan jarum itu terasa dalam dan menyakitkan. Kedua matanya meneteskan sedikit air mata, menahan sakit. Sakit yang terasa dua kali lipat mengingat suaminya yang sudah tiada.
Flashback
"yutooo.. yutooo buka matamuu"
"emmm iya Keith nanti sampahnya kubuang.. tenanglah"
"YUTOOO BANGUUUN"
"emmhhh gak mau"
"YUTO .. AKU PUNYA KEJUTAAAN"
"hehehehe kejutan apaa?" lelaki tinggi itu akhirnya membuka matanya
"AKU... TARAAAAA... AKU HAMIL" pamer Keito sambil menunjukkan hasil pemeriksaannya, diam diam ia pergi ke dokter tanpa sepengetahuan Yuto. Sementara Yuto hanya terdiam ia menutupi mulutnya dan kedua matanya terasa mau meleleh
"yuto?? Kamu kenapaa? Kenapa diam saja? Kamu gak suka?" tanya Keito dengan ekspresi yang sedih dan Yuto seketika mengeluarkan air mata, ia menarik Keito kepelukannya dan menangis seperti anak kecil. Ia begitu bahagia karena penantian mereka selama 5 tahun akhirnya dijawab oleh Kami-sama pada hari ini. Yuto tidak mampu mengucapkan apapun karena rasa bahagia telah meluap dan menenggelamkan kata kata yang ingin diucapkannya
Flashback End
'Yuto... aku ingin kamu bangun.. seperti 35 minggu yang lalu... aku ingin kamu bangun saat Akira lahir.. Yuto...onegai~' gumam Keito didalam hati, sakit sekali rasanya menerima keadaan. Pikirannya sangat kalut berada diantara sadar dan tidak sadar. Ingin rasanya ia menjual nyawa Akira untuk ditukar dengan Yuto. Ia Ingin sekali. Tetapi akal sehat nya menepis dengan kuat.
Sreeeeek~~
Tirai pembatas mulai ditarik untuk menutupi proses pembedahan. Keito masih sadar dan bisa mendengar suara aduan pisau, dokter yang meracau dengan kode medis yang bahkan tidak ia mengerti, bahkan Keito masih merasakan goresan pisau bedah yang membelah setiap lapisan perutnya. Walaupun tidak merasakan sakit, namun keito tetap menangis mengenang suaminya, suaminya yang sangat menantikan hari ini. Hari kelahiran anak mereka
"keito-san, kami akan mengeluarkan bayinya"
"hai"
keito mencoba memejamkan matanya, ia tahu dokter melarangnya untuk tertidur namun ia tetap melakukannya. Ia merasa sangat lelah dan ingin membayangkan wajah suaminya sebagai pereda, suami yang sangat ia cintai. Ia ingin membayangkan senyuman suaminya. Bibir itu, dnegan sedikit goresan luka diujung sana.. yaa itu bibir suaminya. Sangat indah jika tersenyum.
keito pun tersenyum, ia kini memejamkan matanya dengan sempurna. Keito mencoba tertidur dan melupakan segalanya, hingga tiba tiba ai mendengar suara yang sangat familiar.
'Keito'
'eeeeh?'
'Keitoooo'
Keito mengucek kedua matanya merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia duduk disebuah kursi panjang dengan taman bunga dimana-mana. Eeeeeh? Mimpii? Dan disebelahnya juga duduk orang yang sangat ia cintai. Tanpa pikir panjang keito memeluk orang itu sambil menangis tersedu-sedu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandemic [✓]
Science FictionJudul : Pandemic Genre : Family, Friendship, Romance (Slight) Pairing : Yamachii, Okajima, Takanoo Summary : Negara Jepang sedang dilanda sebuah wabah virus aneh yang muncul tiba-tiba. mampukah chinen yuri dan Yamada Ryosuke menyelamatkan semua pas...