Part 05 : Vaksin

142 20 22
                                    



Keito membuka pintu kamarnya perlahan, ia berniat mengambil handphonenya yang tertinggal diruang tengah, sekaligus melihat keadaan suaminya. Mungkin suaminya mengalami panik disorder dan memerlukan bantuan?

Sesekali ia mengelus perutnya yang membuncit, rasa nyeri itu sudah menghilang, syukurlah jagoan kecil ini bisa mengerti keadaan mamanya saat ini dan tidak terlalu rewel.

Keito berjalan dnegan mengendap-ngendap menuju ruang tengah namun tidak ada siapapun disana. Ia cepat cepat mengambil handphonenya dan meletakkannya di sakunya

"yutooo... yutoo kau ada dimana?" tanya keito dengan suaranya yang bergetar, suasana rumah yang besar dan sepi membuat suaranya menggema kesuluruh penjuru ruangan dan hal itu tiba tiba terasa mencekam baginya

"yutooo"

Keito terus melangkah mengitari rumahya sendiri yang sunyi dan sepi, kemana perginya yuto? Keito melanjutkan langkahnya menuju dapur, ia cukup terkejut mendapati pintu kulkasnya terbuka dan semua bahan makanan berhamburan dilantai

"y ampun" keito menutup mulutnya sebagai ekspresi rasa kejutnya

Keito menutup pintu kulkas itu, sayuran, telur daging ikan yang ia simpan dengan rapi kini sudah berserakan dilantai.

"yutooo.. kau ada dimanaaa... yutooo"

"yutooo"

"arrgghhhhhh"

"yuto kau kah itu??" keito mendengar suara erangan laki-laki, ya bisa dipastikan itu adalah yuto karena rumah ini hanya ditinggali oleh mereka berdua. Suara itu terdengar dari kamar gudang bagian belakang

"yuto?? Aku masuk yaa" keito membuka pintu gudang dan matanya membulat melihat keadaan yuto yang sangat sangat tidak masuk diakal

"ASTAGAA YUTOOOO"

-00-


"hah hah hah" yuri dengan nafas tersengal terduduk di lantai IGD, rambutnya basah karena keringat begitu pula keadaan dokter dan perawat lainnya. Mereka semua sudah mencapai batas kemampuan mereka

"sensei minumlah ini" ucap seorang mahasiswa bernama Ryosuke, ia menyodorkan minuman dingin kepada yuri dokter pamongnya, sementara yuri hanya menerima botol minuman itu dan meneguknya dengan tidak sabaran

"Yuri sensei maafkan aku.. aku menyesal"

"..........."

"aku tidak bermaksud menyakiti pasien, aku hanya.... aku khawatir padamu"

"......................"

"yuri sensei... aku.... benar-benar minta maaf"

"aku akan meeting dengan dokter lainnya, aku ingin kau ikut denganku dan jadi notulen" ucap yuri tiba tiba membuka topik pembicaraan yang baru

Jadi bagaimana? Ryosuke dimaafkan atau tidak? Ryosuke tampaknya terlalu bodoh untuk mencerna situasinya atau memang Yuri yang tidak memberikan kepastian?

"baik."

"ayo pergi ryosuke"

"un"

Mereka berdua berjalan menuju ruang meeting dimana dokter lainnya sudah menunggu.

Hingga jam 2 siang hari ini sudah tercatat 121 kasus baru dan ini harus ditangani dengan serius. Semua hasil cek lab sudah keluar dan Yuri akan mempresentasikan apa yang terjadi kepada para petinggi rumah sakit, semoga saja solusi itu bisa didapatkan hari ini juga

"Daiki, Kanna aku serahkan yang disini kepada kalian.. dan aku minta kalian semua menggunakan APD lengkap dan alat pengaman lengan. Pasien mulai sering mengigit dan mencakar" instruksi Yuri kepada Kanna dan Daiki

Pandemic [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang