Part 10 : Rencana Yuri

112 18 25
                                    


Keito membuka matanya perlahan, mengedip-ngedipkannya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Sial rupanya ia tertidur. Keito memutar kepalanya kekanan dan kekiri melihat kaca jendela mobil. Iini salah. Ini bukan jalan menuju kerumah sakit

"kita ada dimanaaa??" tanya keito dengan sedikit membentak

"hey hey tenang tenang... kita akan ke hamamatsu" jawab hikaru, masih fokus menyetir mobil

"UNTUK APA KITA HAMAMATSU?? AKU INGIN KITA KERUMAH SAKIT SEKARANG !"

"tenang-tenang okheey, aku hikaru yaotome, keito dengarkan aku. Untuk sekarang tidak ada gunanya kita pergi kerumah sakit. Rumah sakit di tokyo sudah colabs menangani wabah ini kau tahu?"

"bagaimana aku bisa mempercayaimu?"

"handphone, buka handphonemu"

Keito menuruti dan membuka handphonenya, ia mencari berita terkini mengenai zeta prosodis yang kini sedang mewabah di Tokyo, dan ia cukup terkejut.

"apa-apaan ini? Pemerintah memblokir kota tokyo??" tanya keito tidak percaya

"ah... pemerintah ingin mengunci orang orang yang terinfeksi disana. Jika kita tetap berada di tokyo kita akan mati sia sia. Untuk itu aku membawamu kabur ke hamamatsu" jelas hikaru

"astagaa.. ya tuhan... " keito mengiggit bibir bawahnya. Ia merasa stress sekali saat ini. Ia bahkan tidak membawa bekal apapun untuk pergi ke hamamatsu. Terlebih lagi suaminya. Ia membawa orang terinfeksi disini. Sialan !

"aarghhhh raawrrrrr" yuto mulai terbangun dan mulai mengamuk kembali. Keito sudah mengikatnya namun sepertinya ia berniat untuk menggigiiti tali pengikat itu agar terlepas

"keito, kau pegang setirnya, aku akan menenangkannya" ucap hikaru

"hikaru, k-kau tdak terkejut? Aku membawa orang terinfeksi ka-kau tidak-"

"cepat pegang setirnya"

"oh i-iya iyaa baik"

Mereka berdua pun bertukar tempat dan dengan cekatan hikaru mengeluarkan injeksi dari dalam tasnya. Keito sesekali melirik apa yang dilakukan hikaru. Sebenarnya siapa orang ini? Dokter? Tapi ia tidak memiliki tampang dokter sedikitpun. Aneh. Dia benar-benar orang yang aneh.

"keito... virus ini lemah terhadap gula, ingat ia hanya lemah dan tidak mati. Aku akan menyuntikkan Glucagon untuk menaikkan kadar gula darah dalam tuubuh suamimu sehingga virusnya melemah" jelas hikaru dan iapun mulai melakukan aksinya, ia menggenggam lengan yuto dan menyuntikkannya dengan Glucagon kemudian menyetrumnya agar pingsan. Mohon maaf untuk saat ini yuto memang lebih baik dibuat pingsan.

"kau seorang dokter?" tanay keito

"professor, aku adalah seorang professor peneliti, aku .... ah sudahlah sekarang kita hamamatsu aku punya laboratrium disana. Aku ingin mengembangkan antivirus untuk suamimu" jelas hikaru

"astaga hikaru aku tidak tau cara berterima kasih padamu, maaf aku sudah berprangsaka buruk padamu hiks hiks" keito emngucapkan sambil menangis karena terharu

"aku lemah pada ibu hamil... aku tidak memiliki orangtua, dan rasanya sungguh tidak enak, aku tidak ingin anak didalam perutmu itu lahir yatim piatu. Aku ingin membantu kalian"

"hontou ni arigatou hikaru sensei"

"maa maaa jangan panggil sensei ! aku bukan dokterr hahahah"


-00-


Yuri masih merasa gelisah karena hingga kini yabu juga tidak bisa dihubungi yang artinya kabar keponakannya pun belum ia dapatkan. Ujung jarinya kini sudah semakin dingin dan berkeringat. Ia begitu khawatir dan gelisah. Ya tuhan tolong jaga Yuno dimanapun ia berada

Pandemic [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang