Part 11 : Pengkhianat

112 19 19
                                    


Flashback

"perempuan, anaknya perempuan"

Air matanya menetes terharu , jemarinya meremat handphone itu dengan sedikit keras. Ia merasa terpukul menyadari kebodohannya. Hari ini buah hatinya lahir kedunia, sementara sang ayah sedang berada di thailand. Menghindari kejaran polisi karena kasus narkoba. Ia merasa telah menjadi ayah yang paling bodoh sedunia.

"yokatta, keadaan keduanya bagaimana?" tanyanya sembari menyeka rintik air mata

"baik..inoo maupun bayinya dalam keadaan sehat, mau video call?"

"tidak.. terima kasih yabu-san sudah mengabari aku... berikan nama 'Yuno' untuknya" ucapnya pelan

"baiklah, aku akan menyampaikannya pada Inoo. Takaki-san aku ucapkan Omedetou atas kelahiran anak perempuanmu"

"terima kasih Yabu-san... setelah ini tolong hapus semua history panggilanmu"

"oh aku mengerti"

Lelaki itu menutup telepon dan menyimpannya di atas meja, kedua telapak tangannya ia usapkan pada sebuah pigura photo 10 x 10 sentimeter disana. Ia sangat mencintai sosok manis di pigura itu. Namun ia menyesal telah mengungkapkan rasa cintanya. Andai saja ia bisa menahan rasa cintanya, tentu kejadian ini tidak mungkin terjadi, tentu ia tidak harus menikahi seorang mafia bandar narkoba seperti ini. Rasanya pahit. Pahit sekali ketika kau membawa orang yang kau cintai masuk kedalam kehidupanmu yang kelam.

Flashback end


Oh iya sampai dimana tadi pembahasannya?, mengaduk-ngaduk segelas bir membuat takaki kembali mengingat hari itu, hari kelahiran yuno. Saat itu yabu mengirimkannya sebuah foto. Yunoo masih kecil sekali, tapi matanya sedikit besar dan lekukan bibirnya sangat mirip dengan Inoo, hidungnya sangat mirip dengannya. Yuno tidak mewarisi sedikitpun wajah Takaki

Takaki tersenyum memandnag foto itu , foto itu masih ia simpan didalam handphonenya. Foto Yuno ketika baru lahir

"siapa? Anakmu?"

"iya.... bidadari ku"

"tcih naif sekali kau takaki.. aku baru bertemu dengan seseorang yang aneh sepertimu"

Takaki tersenyum dan menatap lleaki bernama kanata "kau akan merasakannya ketika sudah memiliki istri dan anak yang sangat kau cintai, kanata sensei"

"hah.. aku tidak perlu cinta, aku tidak membutuhkan hal merepotkan semacam cinta"

"kau hanya belum menemukannya hahah"

"sial !"

Takaki berdiri dan melangkah mendekati pemuda yang ia panggil kanata itu, ia menepuk pundaknya pelan "bagaimana? Kapan kita rilis ?"

"nanti.. ketika pemerintah dan dewan kesehatan sudah buntu dan kehabisan cara" jawab Kanata

"pabrik susunya sudah dimusnahkan pemerintah, dan aku dengar direktur perusahaannya juga sudah ditangkap" jlas takaki

"hahahhaa mereka adalah tikus tikus yang bodoh, mau ditangkap pun ia tidak akan tau apa apa, karena kunci dari penyebaran virus ini adalah seseorang lelaki berbadan besaar yang cengeng setiap kali melihat foto anaknya ahahahahha" jelas kanata sambil tertawa terbahak-bahak

"jaga mulutmu sialan !!" marah takaki

"gomen gomen hahaha, kita tunggu saja, kita akan jual antivirusnya dengan harga yang sangat tinggi"

"ya sebelum pemerintah menemukan antivirusnya lebih dulu, adik iparku ditunjuk sebagai ketua penanggulangan virus ini oleh pemerintah, mereka menamakan virus iini Zeta Prosodis. Bagaimana jika mereka menemukan antivirusnya lebih dulu sebelum kita berhasil menjualnya?" tanya takaki

Pandemic [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang