Dengan setengah berlari Yuri menggendong anak perempuan bergigi kelinci itu menuju UGD, ia bahkan tidak sempat membawa Yuno pulang kerumah terlebih dahulu dan memilih untuk membawanya ikut bertugas dirumah sakit. ia tiba-tiba merasa sangat menyesal setelah menerima telepon darurat dari Ryosuke, seharusnya ia tidak meninggalkan dua orang anak magang itu untuk piket IGD dihari pertama mereka. Mereka hanyalah mahasiswa, mereka hanyalah paham mengenai teori dan tidak tau apa apa di lapangan"anak magang !" teriaknya ketika melihat Ryosuke lewat
"oh Yuri sensei"
"urusai yo.... dimana pasiennya? Tolong jaga Yuno sebentar" memberikan gadis bernama yuno itu ke gendongan Ryosuke
"disana bersama Daiki , oiiiioiiiii chotto matte ~~" Ryosuke hendak menolak namun anak perempuan itu sudah terlanjur digendongannya
"siapa namamu anak magang gembul, saya lupa" ucap Yuri menepuk pundak daiki yang sedang sibuk memasang infuse pada seorang lelaki paruh baya berusia sekitar 25 tahun
"nama saya Daiki..." jawab Daiki, ia sedikit menggeser posisinya agar Yuri bisa memeriksa pasien dengan stetoskop yang menggantung di lehernya
"hai' daiki bagaimana keadaan pasien? 10 detik" tanya Yuri
"panas, sesak nafas, nyeri send-"
"cukup sudah lewat 10 detik"
"eeeh kau menghitung?" kagum Daiki
"aaah.... Emm... ok... ok.... chotto....Semuanya baik, apanya yg aneh? Daiki aku ingin check lab darah dalam 1 jam tidak lebih, kau selesaikan ya" perintah yuri dan pergi meninggalkan daiki disana
"hai' sensei"
Yuri memegangi kening dengan tangan kirinya , pucuk alisnya tampak berkedut menahan kekesalan yang tiada habisnya pada anak magang didikannya hari ini
'apa yang anak itu pikirkan ? menyebalkan sekali, ini gejala biasa, anak magang sialan membuat orang panik saja' gerutu Yuri didalam hati
--00—
"Apa kau itu temannya paman Yuri?" Tanya si anak
"eeh? Yah dibilang teman yaa bisa juga sih , namaku adalah Yamada Ryosuke yoroshiku nee" ucap Ryosuke, ia menggendong bocah kecil itu menuju taman rumah sakit dan membawanya jauh dari IGD tempat seharusnya ia bertugas
"namaku Yuno"
"Yuno-chan pasti keponakannya Yuri sensei ya.. Yuno-chan cantiiiiik sekali"
"hontou niii? Ryosuke mo kakkoiii~~ sepertinya Yuno suka sama Ryosuke"
"eeeeee senangnya, Ryosuke bisa disukai oleh gadis secantik Yuno... nee Yuno jika Yuno nanti sudah besar menikahlah dengan Ryosuke nee nee mau kan?" goda Ryosuke, ia gemas sekali dengan Yuno, gigi kelinci membuatnya terlihat imut sekali
"ekhmm ekhhmm.... Anak magang, kau menggoda keponakanku huh?" tiba tiba Yuri muncul dengan tatapannya yang sangat tidak mengenakkan
"eeh gomen gomeen chotto... etto.... Yuno memang anak yang sangat manis nee" puji Ryosuke mengalihkan perhatian khas dengan senyuman tidak tau malunya membuat Yuri semakin kesal
"ummm.... Aku alergi dengan orang bodoh jadi aku tidak ingin punya menantu sepertimu, aku bahkan tidak tau motivasi mu menjadi dokter itu apa" ejek Yuri datar
"............" Ryosuke hanya terdiam
"Yuno ikou kita pulang" ajak yuri pada si anak, si kecil yuno pun meraih tangan yuri dengan senyum lebarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandemic [✓]
Science FictionJudul : Pandemic Genre : Family, Friendship, Romance (Slight) Pairing : Yamachii, Okajima, Takanoo Summary : Negara Jepang sedang dilanda sebuah wabah virus aneh yang muncul tiba-tiba. mampukah chinen yuri dan Yamada Ryosuke menyelamatkan semua pas...