Sebuah mobil bewarna volcano choco melaju sekencang mungkin agar keempat orang didalamnya cepat sampai di hamamatsu. Ya.. Yuri, Ryosuke, Yabu dan Yuno memutuskan pergi ke Hamamtsu untuk meminta bantuan pada senior Yuri.
Yuri sedikit menggoreskan jari kecilnya pada kaca mobilnya itu, ia ingat sekali ketika ia membeli mobil ini secara kredit. Gaji tahun pertamanya menjadi seorang dokter ia habiskan dnegan mencicil sebuah mobil. Tidak disangka-sangka mobil ini akan berperan penting untuk menyelamatkan nyawanya saat ini. Bahkan menyelamatkan Tokyo. Yuri tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi seandainya tidak ada mobil ini.
Apapun yang terjadi antiivrus itu harus bisa ia temukan formulanya. Apapun yang terjadi !
"pamaaaan~~'" lamunan Yuri buyar ketika mendnegar rnegekan Yuno yang sedari tadi tidur dipangkuannya. Saat ini yabu dan Ryosuke duduk didepan dan bergantian menyetir, sementara Yuri dan Yuno duduk di kursi belakang.
"hmm? Ada apaa? Yuno mau apaa?"
"Yuno lapar"
Ucapan Yuno barusan membuat Yuri dan Ryosuke saling bertatap mata. Mereka tidak tau harus menjawab apa karena mereka pun merasakan hal yang sama. Mereka semua juga lapar karena terakhir kali mereka makan adalah kemarin pagi. Mereka seperti orangtua kikuk yang bingung harus dengan apa menghibur anak mereka yang kelaparan.
"didekat sini kurasa ada supermarket, bagaimana jika kita cari makanan disana" usul yabu, tanpa membuang pandnagannya dari jalan
"bahaya" sela Yuri dengan cepat
"lalu bagaimana kita bisa melanjutkan perjalanan dalam keadaan lapar? Kita harus mengambil resiko, terlebih Yuno. Fisiknya belum sekuat kita orang dewasa" jelas Yabu
"apa yang dikatan yabu benar, serahkan saja pada Yabu. Dia yang akan pergi keluar mobil dan mencari makanan" Ucap Ryosuke yakin
"heeey aku tidak bilang aku yang akan pergi" protes Yabu
Yuri tersenyum ringan, Ryosuke memanglah orang yang seperti itu. Ia selalu menyebalkan dan bertindak semaunya.
"baiklah aku saja yang akan pergi" usul Yuri
"heeeyyyy~~~ tidak bisa" sela Ryosuke
"kenapa aku selalu tidak boleh ambil bagian? Kau mau jadi pemeran utama sendiirian hah?" ucap Yuri mulai membuka perdebatan
"bukan begitu.... lihat tanganmu.. kecil , kakimu juga, kalau mereka datang kau tidak akan bisa melawan dan mati sia sia.... sia sia Yuri"
"kau meremehkan aku"
"sudah kubilang bukan begitu..."
"IYA PASTI BEGITU"
"bukan begitu sayaaang"
"DIAM" Yuri sedikit berteriak dan buru buru membuang wajahnya memandang keluar jendela mobil, pipinya memerah sempurna seperti buah peach yang sudah masak
"sou sou lihatlah Yuno, jika nanti sudah besar jangan jadi keras kepala seperti paman Yuri yaa? Kasihan nanti kekasih Yuno harus pusing setiap hari" ucap Ryosuke pada Yuno yang kini tertawa sambil menutupi mulutnya
"URUSAAAI"
Yabu melihat Yuri dari kaca spion mobil dan tertawa kecil, Yuri memang keras kepala sejak dulu. "baiklah kita seleksi saja dari kondisi kita bertiga" usul yabu
"yang fisiknya paling prima saat ini adalah aku, aku bersedia pergi keluar" ucap Ryosuke
"baik... tidak mungkin ryosuke pergi sendirian. Saat ini kakiku sedikit terkilir tapi aku masih bisa berjalan. Yuri adalah bagian terpenting dalam misi ini dan aku harap Yuri bisa tinggal di mobil saja" ucap Yabu
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandemic [✓]
Science FictionJudul : Pandemic Genre : Family, Friendship, Romance (Slight) Pairing : Yamachii, Okajima, Takanoo Summary : Negara Jepang sedang dilanda sebuah wabah virus aneh yang muncul tiba-tiba. mampukah chinen yuri dan Yamada Ryosuke menyelamatkan semua pas...