Part 07 : Tim Medis Menyerah

103 18 17
                                    


Virus Zeta Prosodis, virus yang ditemukan oleh Chinen Yuri melalui kasus pertama kemunculannya pada 29 Juni dan dalam kurang dari 48 jam virus itu sudah menyebar dan menginfeksi setidaknya 367 korban. Virus ini menyerang jaringan saraf membuat korbannya tidak bisa mengendalikan emosi serta tingkah laku mereka. Pasien akan mengalami tantrum, menyerang orang orang sekitar dengan liar. Mereka mencakar, menggigit, melemparkan barang seolah semua orang adalah musuh yang harus dimusnahkan. Mereka tidak bisa mengenali kerabat keluarga dokter perawat, mereka benar-benar kehilangan kendali atas diri mereka. Jika dikatakan virus zombi juga tidak bisa kerena mereka tidak memakan daging manusia seperti zombie bukan? mereka hanya menyakiti satu sama lain

Tim dokter penanggulangan zeta prosodis sepakat bahwa virus ini berasal dari produk susu yang baru  dipasarkan 1 minggu sebelum kemunculan kasus pertama.

Pada tanggal 30 Juni, tim dokter menemukan sebuah fakta baru bahwa virus ini bisa menular melalui cairan tubuh seperti darah, liur, keringat, feses, dan urin. Hari ini puluhan tenaga medis mulai menunjukkan gejala yang sama membuat semua tim dokter harus mengerutkan kening masing-masing untuk mencari solusi aatas pandemi yang terlalu tiba tiba seperti ini.

Berita mengenai virus ini pun sudah disiarkan melalui siaran tv nasional, namun pemerintah belum mengambil tindakan yang berarti.


"AARGHHHHHH LARIIIIIII" teriak daiki berlari sembari menggandeng Kanna, rekan sejawatnya disana.

BUAAGH !!

"kalau lari lihat lihaaat anj—"

"berisiiik..."

"eh daichan? Daichan daijoubu??" tanya lelaki dengan rambut belah tengah yang baru saja menabrak daiki.

"eeh ? ryosukee? coba jelaskan padaku dengan IQ mu yang secuil itu bagaimana bisa aku berkata bahwa aku baik baik saja?"

"yaa terus aku harus tanya apaa?" balas si pendek

Tanpa banyak bicara daiki menarik lengan ryosuke dan mengajaknya berlari, sementara kanna masih terdiam ia sangat merasa shock dengan apa yang barusan dihadapinya . ia berlari dengan kedua kaki kecilnya yang masih geemetar.

Tidak pernah ia alami situasi seperti ini, separah apapun keadannya tidak pernah ia merasa setakut ini menghadapi seorang pasien wanita. Pasien wnaita yang tadi ia tangani, matanya begitu merah, meraung raung seperti tersiksa oleh rasa lapar, memandang tajam kearah kanna dengan tatapan yang siap menerkam. Bersyukur ada daiki yang menarik lengannya dan mengembalikan kesadarannya. Kanna tau sebagai perawat ia tidak boleh meninggalkan pasien seperti ini tapi mau bagaimana lagi

"hiks hiks" kanna mulai terisak, sepertinya rasa shocknya sudah berganti dengan rasa sedih, ia berlari sambil menangis. Mendengar kanna menangis Ryosuke melepaskan cengkraman tangan daiki dan berdiri menghadap kanna

"Kanna doushite?"

"a-aku t-takut.. aku tidak boleh seperti ini kan? Aku—"

"ssst daijoubu daijoubu yo... keadaan sekarang begitu berbeda kau juga perlu menjaga diirimu" hibur ryosuke

"ryosuke benar, kita berhak menjaga diri kita" tambah daiki

Kana berjongkok dan menangis semakin keras, ia menutupi wajahnya dan terus menangis

"aku adalah perawat yang gagal hiks..... aku tidak boleh seperti ini.. aku sudah tidak pantas disebut perawat dengan meninggalkan mereka semua disana hiks hiks.. teman-temanku banyak yang tertular disana sementara aku seenaknya melarikan diri seperti ini" kanna terus terisak membuat daiki dan Ryosuke ikut berjongkok dan mengusap punggungnya

Pandemic [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang