1. Mati

131K 10.4K 460
                                    

cerita ini murni dari pikiran sendiri!
semisal ada kesamaan dengan cerita lain baik nama tokoh, tempat dll itu tidak disengaja.

sebelum baca jangan lupa vote sebagai bentuk dukungan sekaligus follow ig @/antheyoo

selamat membaca~
_____________________________

Aku menutup buku novel ditanganku. Tentunya dengan kepalan tangan yang sangat erat.

Novel yang berjudul Idyllic ditanganku ini berhasil menguras emosiku.

Novel itu menceritakan kisah percintaan remaja berlatarkan jaman dulu alias jaman kuno kerajaan. Tepatnya di sebuah Kekaisaran bernama Kekaisaran Valharn. Dimana sang tokoh utama pria merupakan putra seorang kaisar yang kejam, katanya.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, sifat kejam ayahnya menurun ke putranya. Tokoh utama pria merupakan pria yang kasar. Tidak mengenal laki atau perempuan, jika orang itu mengusiknya maka dipastikan bernasib buruk.

Ketika usianya menginjak 16 tahun, dia dimasukkan oleh keluarganya ke akademi. Disanalah awal novel dimulai. Tokoh utama pria bertemu dengan tokoh utama wanita yang merupakan putri seorang raja.

Namanya juga cerita novel, tentu saja kisah percintaan mereka tidak semulus orang-orang. Ada tokoh antagonis yang bakal menghalanginya. Diceritakan sang antagonis tidak terima ketika tokoh utama pria mencintai tokoh utama wanita.

Dia iri! Iri dengan tokoh utama wanita yang hanya bermodalkan menemukan kalung permata tokoh utama pria yang hilang, wanita itu berhasil membuat dirinya dan sang pria menjadi lebih dekat hingga akhirnya keduanya memiliki hubungan. Sedangkan dirinya yang terang-terangan memberikan perhatian ke tokoh utama pria malah selalu ditolak mentah-mentah.

Cinta telah membuat sang antagonis gelap mata. Dia bersumpah akan balas dendam ke tokoh utama wanita. Hingga dengan rencana liciknya dia meracuni tokoh utama wanita hingga lumpuh permanen. Namun nasib buruk sudah ditentukan untuk sang antagonis, takdirnya mati dipenggal dengan sang tokoh utama pria itu sendiri.

Menyedihkan bukan dibunuh oleh orang yang kita cintai. Namun bagaimana lagi, itu kesalahan sang antagonis. Hingga akhirnya, tokoh utama pria tetap mencintai putri yang lumpuh. Dia menerima kekurangan wanita yang dicintainya. Mengharukan.

Ada dua hal yang membuatku kesal.
1. Tokoh utama wanita yang lemah.
2. Antagonis yang terlalu terobsesi dengan tokoh utama pria, padahal tokoh pria itu sudah menegaskan bahwa selamanya dia tak bisa mencintainya.

Ting!

Aku menatap ke handphone ku yang berbunyi menandakan ada notif. Aku mengambilnya dan terlihat ada notifikasi pesan dari temanku, Gladys.

Gladys
|lu dimana ?
|jawab cepet!
|penting

di rumah

|ke rumah gua skrg please
|balikin tuh novel skrg Li
|tmn gua marah²

bentar²
itu bkn novel lu??

|bukan..

jgn bilang lu pinjemin ni
novel belum izin ke tmn lu?

|maaf...

kok lu ga bilang dari awal si
tau gitu gua ga jadi minjem
tpi ceritanya bagus si hehe

|sialan
|udh itu ga penting skrng cpt lu
ksini balikin tuh novel ke gua
|temen gua marah² mulu sialan

ga bisa besok ya?
ini dah malem

|trus gua gimana
|tmn gua gasabaran bgt
|gini aja, gua ke rumah lu aja
dah ngambil tuh novel

gua ke rumah lu skrg
tunggu

|thanks Li
|sorry ngrepotin

tau aja lo

|😔

🍵🍵🍵

Akhirnya setelah berjalan hampir setengah jam, aku akan sampai di komplek rumah Gladys. Hanya tinggal menyeberang jalan.

Mataku tak sengaja menatap seorang nenek yang hendak menyeberang. Tentu saja aku menghampirinya.

"Nek, nenek mau menyeberang jalan?"

"Iya"

"Ayo, kita bareng" ajakku tersenyum. Nenek itu hanya menatapku datar.

"Tidak usah. Saya bisa sendiri" tolaknya. Aku yang hendak ngomong langsung bungkam ketika nenek itu langsung pergi menyebrang.

Aku sendiri was-was liatnya. Jalanan ramai meskipun sudah malam. Maklum perkotaan.

Dan benar saja!

Mataku membulat ketika melihat truk kontainer besar yang tiba-tiba muncul dari belokan. Sedangkan nenek itu yang tidak tau, tetap berjalan pelan.

Refleks aku berlari menolongnya meskipun sudah terlambat.

Iya . . . terlambat

Aku dan nenek itu terkapar di pinggir jalan dengan darah yang bersimbah dimana-mana. Kepalaku sangat sakit karena membentur trotoar sangat keras. Belum lagi tadi aku dan nenek itu terpental cukup jauh dari tkp.

Dengan sisa kesadaran, aku mengambil buku novel di samping ku yang sudah berlumur darah. Syukur bukunya tidak terlempar jauh.

Dengan nafas tersengal aku menatap buku novel ditanganku.

"Gladys . . . maaf"

Setelah itu, hanya kegelapan yang menyelimuti.

tbc.
________________________


Terjebak Peran FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang