27. Demam

26.9K 5.1K 23
                                    

selamat membaca
____________________________

"HUAAAAA, AKU DITOLAK!!!"

brak

Dengan wajah menangis, gadis yang menembak  Vincent itu melemparkan bunganya ke bawah. Vincent yang melihat gadis itu menangis memasang raut heran dan bingung.

"Kau tidak pergi?"

Bukannya menjawab, gadis itu hanya menunduk dengan sesenggukan. Melihat raut bingung Vincent entah kenapa aku jadi mau ketawa.

Hingga akhirnya pandanganku dan Vincent bertemu. Bisa kulihat Vincent memasang raut kaget tapi hanya sekilas. Tanpa mengucapkan sepatah kata pada gadis di depannya, dia langsung menghampiriku.

"Kau disitu sejak kapan?" tanyanya saat sudah di depanku.

"Sejak tadi"

"Berarti kau melihat semuanya?!"

Aku mengangguk. Pandanganku tertuju ke gadis yang ditolak tadi dan dia melihatku dengan raut tidak sukanya. Begini nih kalau berteman dengan lelaki populer. Ada saja yang tidak suka.

"Dia menunggumu" aku menunjuk gadis tadi dengan daguku. Sedangkan Vincent menggedikkan bahu tak peduli. Bahkan menoleh ke belakang saja tidak.

"Bukan urusanku, lagipula aku sudah menolaknya" malasnya dan langsung berjalan pergi.

Aku berjalan di sampingnya dan terus menatap wajahnya sambil berpikir siapa yang disukai Vincent di kelas kita.

"Vin"

"Apa?"

"Kau menyukai Shofia ya?"

Dengan raut garang yang sangat kentara, Vincent menatapku. "Omong kosong macam apa itu?"

"Katamu kau menyukai teman sekelasmu, menurutku itu Shofia"

Bisa dibilang Shofia itu primadona kedua di akademi. Jadi jangan heran kalau aku berpikir Vincent menyukai Shofia.

"Jangan sok tahu. Bahkan jika seluruh teman sekelas kita kau sebutkan pun jawabanmu tetap salah"

Tunggu sebentar.

Ada yang aneh dengan ucapan Vincent barusan. Jika seluruh teman sekelas kita disebutkan jawabannya salah, itu berarti hanya tersisa aku dan Vincent saja. Berarti.......

"Kau menyukai aku ya?!"

Vincent membuang muka ke samping tanpa menjawab.

"Benar kan?"

"..."

Bukannya kepedean nih ya, tapi reaksi Vincent barusan itu bikin yakin kalau yang disukai dia itu aku.

"Kenapa diam saja? Benar ya?"

Vincent menghela nafas. Dia menatapku dengan tatapan lurus. "Aku tidak menyukaimu"

Lah terus siapa yang dia taksir? Sebenarnya juga bukan urusanku sih. Yasudah, itu artinya tak perlu diperpanjang.

"Seharusnya seperti itu"

Terjebak Peran FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang