15. Teman?!

37.2K 6.6K 86
                                    

selamat membaca
__________________________


Pagi-pagi buta tadi Shofia sudah pergi dari kamarku. Sebelum pergi dia mengajakku untuk berangkat bersama menuju akademi. Tapi ku tolak dengan alasan aku datang terlambat.

Ingat dengan prinsip!

Kini aku sudah rapi dengan seragam akademi. 20 menit lagi ujian dimulai. Dengan tergesa-gesa aku keluar kamar dan menuju kesana.

Dan kalian tahu? Baru sampai di pintu masuk akademi, halangan muncul.

Gadis yang kuobati kemarin tersenyum cerah sambil melambaikan tangan ke arahku. Argh kenapa harus bertemu dia lagi?!

Masalahnya, wajahnya dia itu cantik banget. Sekali lihat saja tahu bahwa dia calon primadona sekolah. Seperti saat ini, orang-orang yang berlalu lalang memusatkan perhatiannya ke kami.

"Hai kita bertemu lagiiii" sapanya terlihat sangat senang.

"Haha iya"

"Ayo masuk bersama"

Belum sempat aku menjawab, dia sudah menarikku masuk.

"Siapa namamu?" tanyanya sambil berjalan. Aku melirik tangannya yang mencekalku. Kenapa tidak dilepaskan ya? Sebenarnya aku ingin menarik tanganku, tapi nanti dia tersinggung.

"Lia"

"Kalau aku Bella"

"Oh iya, salam kenal"

"Dilihat dari caramu memperlakukanku, sepertinya kau tidak tahu siapa aku"

"Memangnya kau siapa?"

"Aku Bella!"

Kok seperti tidak nyambung? 

"Kau sudah tahu letak ruangannya, Bell?"

Bukannya menjawab, Bella malah tersenyum lebar. "Panggil aku seperti itu terus ya"

Dia kenapa sih? Daritadi diajak ngomong tidak nyambung sama sekali.

"Aku tanya apa jawabnya apa"

"Kalau soal ruangan aku sudah tahu, ikuti saja aku"

Cukup lama kami berjalan melewati lorong, bisa kulihat ada banyak orang yang berkumpul di depan sana. Setelah di dekati, ternyata itu ruang ujiannya.

Dan yang bikin aku heran, melihat Bella lewat semua orang yang berkumpul itu langsung memberi jalan. Instingku mengatakan bahwa Bella ini orang berpengaruh.

Sudah kuputuskan, dia masuk ke daftar nomor 2 orang yang harus kujauhi.

Ternyata di ruangan ini sudah banyak sekali siswa. Kuedarkan pandanganku barangkali melihat Shofia. Dan benar saja, aku menemukannya.

Dia duduk dibelakang sambil meniupi kuku panjangnya.

"Bella, kita harus berpisah disini. Kita berpencar cari tempat duduk masing-masing ya?"

"Tidak boleh! Kau ikut denganku saja, biar aku yang mencarikanmu kursi"

Aku melirik ke sekitar. Semua orang memusatkan perhatiannya ke Bella. Kecuali Shofia tentunya. Orang itu terlihat tidak tertarik dengan sekitarnya.

"Bella, kita berpisah disini ya? Tolong...."

Bella memasang muka cemberut. Pada akhirnya dia melepaskan cekalannya. "Yasudah, tapi aku akan menemuimu nanti"

"Haha kalau bisa ya terserah"

Setelah itu, aku secepat kilat pergi meninggalkan Bella. Bukan senang yang kurasakan saat mendapat teman seperti Bella, tapi malah kegelisahan.

Terjebak Peran FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang