10. Perihal Penjaga

42.7K 7.2K 81
                                    

selamat membaca~ 💞
_________________________


"Kalau kau tidak masuk, aku akan menguncimu diluar"

"Kunci saja" ucapnya tanpa menoleh ke arahku.

Aku membuang nafas kesal. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam tapi Shofia tidak mau masuk. Padahal cuaca diluar sangat dingin. Merepotkan.

Kalau dilihat-lihat jika Shofia sedang galau seperti ini, dia jadi tak terlihat seperti antagonis. Karena auranya terlihat tenang.

"Tinggal di padang rumput ternyata tidak buruk juga" ucapnya saat aku baru saja duduk di sampingnya.

Jika kalian berpikir aku sedang menemaninya, kalian salah besar. Aku duduk disini karena kepo dia lagi galauin apa.

"Ya begitulah. Kau sedang ada masalah ya?"

"Ya" jawabnya seadanya. Matanya menerawang ke atas tepatnya di langit yang penuh bintang.

"Kalau kau butuh tempat cerita, aku siap mendengarnya"

Hening.

"Kau tau kan aku anak satu-satunya Duke Rhodes? Harusnya kau mengenalku karena aku terkenal"

"Terus?"

"Karena aku anak satu-satunya, kedua orang tuaku sangat posesif dan pengekang. Jujur aku terganggu dengan hal itu. Ini dilarang itu dilarang. Bahkan aku keluar rumah saja harus dikawal"

Aku akui jika orang tuanya melakukan itu karena khawatir. Tapi kekhawatiran berlebihan juga tidak baik. Cukup tau ya.

"Sejak kecil aku tidak punya teman. Bahkan bersekolah umum saja tidak diperbolehkan. Orang tuaku hanya mengirim guru untuk mendidik ku tanpa harus keluar rumah"

"Maksudmu homeschooling? "

"Apa itu?"

"Ya seperti yang kau ucapkan tadi. Sekolah dirumah.

"Hm. Kau tau? Sejak kecil aku sudah memiliki tekad menjadi ahli pedang. Tapi karena sifat egois kedua orangtuaku, aku gagal mencapai impianku itu. Mereka melarangku belajar pedang dengan alasan tidak ingin aku kenapa-kenapa. Konyol sekali. Sekarang ingin mengejar pun sudah terlambat, karena akademi Wizzard tidak menerima siswa lagi untuk beberapa tahun ke depan"

Sedih juga ya kalau jadi Shofia. Aku tidak tahu dia setertekan apa.

"Orang tuamu berlebihan sekali. Jadi itu alasanmu kabur seperti ini?"

"Tidak"

"Lalu?"

"Kau tahu kan akademi bangsawan bulan depan membuka penerimaan siswa baru?"

"Iya tahu, kenapa?"

"Sebenarnya tahun ini aku bertekad mengubah hidupku. Aku ingin berinteraksi seperti orang-orang. Maka dari itu aku ingin masuk ke akademi dan memiliki yang namanya teman. Tapi itu semua pupus ketika orang tuaku melarang untuk yang kesekian kalinya. Aku kabur karena aku frustasi"

Tenang saja, karena pada akhirnya kau akan diizinkan masuk kesana.

"Coba kau berkata jujur ke orang tuamu bahwa kau terganggu dengan sifat berlebihan mereka. Dan yakinkan bahwa kau akan baik-baik saja jika bersekolah di sana"

"Cih, kau pikir aku tak berpikir sampai kesana? Aku bahkan sudah mengatakan itu ratusan kali, tapi mereka tutup telinga"

Aku tak tahu harus berkata apa lagi.

"Kalau begitu kau merengek terus saja. Barangkali mereka luluh"

"Memalukan. Memikirkan bagaimana caranya bisa masuk kesana membuatku hampir gila" ucapnya dengan sorot mata meredup.

Terjebak Peran FiguranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang