Arisha Cantika
Kecewa adalah sebuah kata yang bisa menggambarkan perasaaan ku saat ini. setelah melihat hasil tryout milik ku yang tidak menunjukkan nilai yang cukup baik aku merasa seperti semua impian ku akan gagal. Sejak awal aku memang tidak yakin akan mendapat hasil yang baik tapi aku tidak menyangka bahwa nilai yang kudapatkan akan sekecil ini. Entah apa yang kulakukan ketika mengerjakan soal tersebut, yang jelas aku sedang merasa sangat buruk sekarang dan hanya ingin segera pulang untuk menyesali kebodohanku. Kalau soal tryout yang termasuk mudah saja aku tidak bisa, bagaimana aku bisa mengerjakan soal yang sesungguhnya?
Aku mematikan ponselku untuk mencegah diriku melihat kembali nilai terkutuk ini kemudian membereskan barang-barangku. Les hari ini saja sudah cukup melelahkan ditambah aku harus mendapat kabar buruk mengenai nilaiku, sekarang yang kuinginkan hanyalah pergi ke kasur dan segera tidur.
Sambil menunggu angkot aku kembali memikirkan kesalahan apa saja yang telah kuperbuat selama menjawab soalnya, apakah karena aku kurang teliti ketika membaca soal? Atau aku yang terlalu lama menghitung jawaban sehingga melewatkan soal yang mudah? Huft memikirkan itu semua membuat ku semakin pusing. Huft benar-benar menyebalkan, rasanya lebih mudah mengikuti UN untuk masuk sma dibandingkan sbm untuk perguruan tinggi."Rish"
Sentuhan di pundak menyadarkan ku dari lamunan. Ternyata Reivan sudah berada di sebelahku, apakah dia sedang menunggu angkot juga? Kupikir dia membawa motor."Kenapa Reivan?"
"Lo lagi ngelamunin apa? Sampai gua panggil dari tadi ga nyahut"
"Oh hehe sori ya, gua lagi kepikiran hasil tryout barusan, lo udah liat kan?"
"Iya udah, hasil tryout lo kenapa?"
"Gak apa-apa sih, cuman nilai nya kecil banget"
"Ooh nilai kecil di tryout pertama itu wajar Rish, ga perlu terlalu di pikirin"
"Iya sih, tapi tetep aja gua khawatir, soalnya menurut gua soal tryout itu ga sesulit soal sbm nya jadi gua kecewa aja harus dapat nilai kecil"
"Yaudah jangan sedih lagi, lo laper ga?"
"Laper, kenapa?"
"Gua mau ngajak lo ke suatu tempat, lo mau ikut sebentar ga?"
Aku sebenarnya ragu untuk menerima ajakan Reivan, karena aku sudah sangat malas untuk pergi-pergi sekarang, apalagi setelah mengetahui nilaiku yang kecil, aku merasa tidak pantas jika harus bersenang-senang sekarang."Ayolah Rish, sebentar aja, meskipun nilai lo kecil, bukan berarti lo harus menghukum diri lo dengan menyiksa diri supaya ga bahagia, kadang kegagalan emang harus ada supaya kita lebih manusiawi, lagipula ga ada juga orang yang tiba-tiba sukses, kecuali make pesugihan"
Seolah bisa membaca pikiranku, perkataan Reivan selanjutnya cukup menyentil perasaan ku. Mungkin pendapat Reivan memang ada benarnya, seharusnya aku tidak perlu sampai terbawa pikiran atas permasalahan kecil seperti ini."Hmm tapi jangan lama-lama ya, gua ga boleh pulang malem-malem"
"Siap"
*****
Reivan mengajak ku makan roti bakar di pinggir jalan. Letaknya tidak begitu jauh dari tempat les dan ternyata cukup dekat dengan sekolah. Aku baru tahu bahwa disini terdapat penjual roti bakar karena biasanya di siang hari tempat ini tidak digunakan untuk apapun hanya berupa halaman kosong.
"Gua baru tahu di deket sekolah ada yang jual roti bakar"
"Iya, penjual yang ada disini cuman ada pas malam aja, kalau siang jadi tempat parkir toko-toko baju disini"
"Oooh, lo sering kesini?"
"Lumayan, kalau gua lagi badmood"
"Gua pikir lo ga suka makanan manis"
Aku teringat bahwa Reivan pernah mengatakan kepadaku bahwa dia tidak menyukai makanan manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Pura - Pura 2 (Find Yourself)
Teen FictionArisha Cantika tidak menyangka hari pertama sekolahnya akan menjadi bencana sekaligus mempertemukannya dengan Reivan Adhitama . Risha bersyukur bahwa Reivan tidak menyimpan dendam pada dirinya karena pertemuan pertama mereka yang tidak terlalu menye...