The Truth

21 3 0
                                    


Risha baru saja keluar dari tempat les ketika melihat seseorang yang dikenalinya sedang bersandar di pinggir pagar tempat les nya yang disinari cahaya temaram dari lampu pinggir jalan. Risha pikir penglihatan nya sedang bermasalah karena dia sudah lama menunggu pesan dari orang tersebut namun yang ditunggu justru berada disini berdiri dengan keren nya membuatnya tidak percaya.

"Fadhil?!"

"Risha!"

Fadhil menghampiri Risha dengan senyum lebarnya, tidak sia-sia dirinyaa menunggu selama hampir tiga jam di sini. Dia sengaja membolos bekerja hari ini karena uang yang didapatkan nya kemarin cukup banyak, sehingga meskipun dia absen sehari dia masih tetap memiliki uang yang cukup, lagipula dia ingin memberikan kejutan kepada Risha dengan menunggu di tempat les nya, sekaligus untuk meminta maaf atas perbuatan menyebalkan nya pada sabtu kemarin.

"Fadhil, lo nungguin gua dari tadi?"

"Iya, lo les nya lama banget, pantesan makin cantik"
Risha tertawa mendengar gombalan tidak nyambung dari Fadhil.

"Harusnya lo chat gua, biar gua keluar sebentar"

"Gua sengaja mau ngasih kejutan, Rish gua mau minta maaf, karena udah ngebatalin janji kemarin"
Risha terdiam mendapat permintaan maaf mendadak dari Fadhil, sejujurnya sekarang dia sudah memaafkan Fadhil, meskipun sebelum-sebelum nya dia sangat kesal sampai ingin membenci Fadhil, tapi setelah dipikirkan
lagi sebenarnya yang membuat Risha kesal adalah Fadhil yang terkadang tiba-tiba menghilang disaat dia sedang ingin bertemu dengan nya.

"Lo mau maafin gua kan?"
Risha sedikit tergoda untuk mengerjai Fadhil, sabtu kemarin dia sudah menunggu kedatangan Fadhil sampai dongkol mungkin dia bisa membuat Fadhil merasakan hal yang sama juga.

"Hmm, gimana ya.."
Risha sengaja menggantungkan kata-katanya, tidak ingin langsung menjawab permintaan maaf dari Fadhil.

"Ayolah Rish, kata Hadis juga gaboleh berantem lebih dari tiga malam. Sekarang udah pas tiga malam, masa lo masih marahan sama gua"

"Sejak kapan lo mulai tau tentang hadis? Biasanya juga ga pernah merhatiin kalau pak Asep jelasin"
Risha merasa curiga bahwa Fadhil sudah menyiapkan semuanya, bahkan sampai membaca hadis segala, membuat dia jadi tidak tega untuk menolaknya.

"Tau lah, gini2 gua juga pernah ngaji kali, jangan marah lagi ya Risha"
Akhirnya Risha memilih menyerah karena Fdhil telah menunjukkan wajah  memelasnya sambil menyatukan kedua tangan di depan dada.

"Hmm, gua maafin, tapi lain kali jangan begitu lagi ya, kalau mau ngebatalin kasih taunya sejam sebelum pergi"

"Siap bos, makasih Risha"
Fadhil memberikan hormat kepada Risha yang disambut tawa darinya.

"Hmm, emangnya kemarin kenapa gabisa?"
Fadhil bingung harus mengatakan apa, karena tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya sementara Risha sendiri tidak tahu alasan nya bekerja untuk apa. Risha yang melihat Fadhil diam saja menyadari bahwa Fadhil tidak ingin memberitahukan tentang penyebab dia membatalkan janji mereka. Meskipun penasaran tapi Risha memilih untuk tidak memaksa Fadhil mengatakan nya sehingga dia mengalihkan pembicaraan.

"Oh iya lo udah makan belum?""

"Udah, tadi sebelum kesini gua jajan dulu"

Fadhil bersyukur Risha tidak menuntut dirinya untuk memberi jawaban, dia kemudian teringat akan sesuatu yang dibelinya untuk Risha.

"Gua baru inget, ini buat lo Rish"

"Ini apa?"
Risha menerima dengan bingung bungkusan dari Fadhil yang ternyata adalah sebuah minuman.

"Itu minuman coklat yang pernah lo minta, maaf ya gua baru bisa ngasih sekarang, maaf juga Rish kaysknya es nya udah mencair semua jadi rasanya kurang manis"
Risha merasa senang bahwa Fadhil ternyata masih mengingat tentang keinginan nya, dia pikir setelah pembatalan kencan mereka Fadhil tidak akan peduli lagi pada hubungan mereka, namun memang dirinya saja yang terlalu overthinking.

Pacar Pura - Pura 2 (Find Yourself)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang