Misunderstood 2.1

30 3 0
                                    

Arisha Cantika

Suara Tirai yang tertutup disusul dengan tepuk tangan serta sorakan menandakan berakhirnya penampilan drama yang aku bawakan. Aku menghampiri teman-temanku yang menyelesaikan adegan akhir, kami berkumpul di tengah ruangan untuk memberikan salam penutup. Reivan memintaku untuk berada disebelahnya kemudian Naura menyuruh kami untuk saling berpegangan, Reivan langsung meraih tanganku untuk digenggamnya, sesaat aku bisa merasakan detak jantungku berdetak semakin cepat akibat bercampurnya kegugupan karena telah menyelesaikan drama sekaligus genggaman tangan nya. Tirai dibuka kembali kami mengucapkan terimakasih dan salam selanjutnya membungkukkan badan.

"Akhirnya berkurang juga tugas gua"
Agnes berbicara melewati ku sambil memunguti sisa-sisa properti didepannya.

"Jangan lupa masih ada praktik bio"
Aku berbicara disebelahnya yang langsung dibalas keluhan dari Agnes.

"Ahh kenapa lo harus bilang sih Rish, ngerusak kesenangan gua aja tau ga"

"Gua cuman ngingetin, biar habis ini lo ga leha-leha"

"Ya tapi kan ga perlu sekarang, disaat gua lagi mau berbahagia karena satu beban gua hilang"

Aku ikut mengumpulkan sisa - sisa properti seperti rumput serta styrofoam yang masih berada di set, karena aku tidak memiliki wadah untuk membawa semua nya sehingga aku hanya menumpuk menggunakan tangan. Aku melihat sebuah tampah yang tergeletak di lantai, aku ingin membawanya namun barang-barang digenggamanku sudah cukup banyak, dan jika aku akan mengambilnya khawatir bawaanku sebelumnya akan terjatuh.

"Biar gua aja"
Reivan mengambil tampah tersebut sambil tersenyum kearahku.

"Makasih"
Jawabku balas tersenyum kepadanya. Aku menyusul Agnes yang akan menuju kelas, setelah ini aku masih harus berganti pakaian dan menghilangkan semua riasan di wajahku. Aku senang penampilan drama kelompok ku berjalan lancar, walaupun sesekali aku sempat lupa dengan dialog ku tapi untungnya aku bisa segera menghandle dan melakukan improvisasi dengan cepat.

Aku berjalan di sebelah Agnes bersama teman-teman sekelasku yang lain, di hari sabtu seperti sekarang biasanya keadaan sekolah cukup ramai karena banyak yang melakukan kegiatan ekstrakulikuler, dan kegiatan praktik drama yang dilakukan hari ini cukup menarik perhatian semua orang, termasuk rombongan kelompok ku yang berjalan melewati koridor kelas, dengan bawaan heboh serta pakaian yang mencolok, apalagi Farel dengan kostum keranya.

"Ugh gabetah gua make kebaya, berasa cewe banget deh"
Agnes kembali menggerutu di sebelahku, sepertinya tidak ada hari tanpa mengeluh bagi Agnes

"Lo emang cewe nes"

"Iya, tapi gua berasa putri keraton solo, liat geh, gua bahkan gabisa ngelangkah satu meter"
Kali ini aku menyetujui keluhan Agnes karena aku juga merasakan hal yang sama, mengenakan rok span yang membatasi gerakan serta kebaya yang terkadang terasa gatal memang membuat frustasi, aku jadi memikirkan bagaimana perasaan perempuan-perempuan zaman dulu yang harus mengenakan pakaian seperti ini setiap hari, mungkin aku tidak akan kuat jika harus melakukannya.

"Sekali-kali jadi anggun nes, seenggaknya lo gabakal kesandung karna jalan buru-buru"

"Iya tapi jatuh gara-gara nginjek rok sendiri"
Aku menahan untuk tidak menertawakan Agnes, aku memang tidak akan bisa menang jika harus melawan Agnes dan segala keabsurdan nya.

"Lagi ngomongin apa nih?"
Reivan menimbrung dari belakang ku kemudian mensejajarkan langkah nya bersama ku
"Lagi dengerin sambatan nya Agnes"

"Padahal menurut gua lo makin cantik make kebaya nes"
Agnes gidak merespon pujian dari Reivan karena wajahnya yang tetap masam seperti sebelumnya.

Pacar Pura - Pura 2 (Find Yourself)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang