Happy reading gais...
***
Kegiatan Jae setiap harinya tak ada yang berbeda, ia tetap sibuk mengurus perusahaan yang ia kelola saat ini, terlebih lagi ketika jadwalnya tidak terlalu sibuk maka ia akan berakhir di salah satu café untuk menyumbangkan suaranya disertai alunan gitar. CEO Park yang merakyat, itu adalah julukan khusus untuk Jae dari para karyawan di perusahaannya, namun Jae tak perduli dengan julukan tersebut.
Pembawaan sifat Jae yang keras benar-benar membuat beberapa karyawan takut dengan sosok pria bermarga Park itu, terkadang Jae tidak segan-segan mengeluarkan karyawan yang tak mempunyai kinerja yang meningkat, karena menurutnya untuk apa mempekerjakan seseorang yang tidak sama sekali menghasilkan apapun untuk perusahaan? Patut di contoh.
TOK TOK TOK
Suara ketukan di pintu ruangan Jae membuat fokusnya teralihkan yang awalnya menatap layar komputer untuk membaca beberapa file yang masuk di e-mailnya, ia kemudian mempersilahkan sang tamu untuk masuk ke ruangannya yang ternyata adalah Sungjin, Sekretaris-nya.
“Kenapa?” tanya Jae, namun kedua matanya kembali fokus pada layar komputernya.
Sedangkan Sungjin yang datang sembari membawa map berwarna merah langsung menaruhnya diatas meja Jae, agar sang atasan dapat membaca isi dari map tersebut. Yaitu, tentang surat permohonan kerjasama perusahaan lain.
“Berkas yang harus lo tandatanganin.” jawab Sungjin.
Jangan heran kenapa Sungjin menggunakan kata seperti itu pada Jae, itu dikarenakan mereka berdua sudah berteman dekat sejak jaman SMA dan sialnya Jae malah merekrutnya menjadi karyawannya yang tak tahu sopan santun terhadap atasan. Contohnya saja saat ini, memanggil Jae tanpa embel-embel ‘Pak’, terkecuali saat rapat.
“Oh, simpan aja, gue baca berkas Marketing dulu.” ucap Jae.
Sungjin mengangguk paham lalu berjalan kesisi Jae agar dapat melihat apa yang sahabatnya ini kerjakan, dan boom, begitu Sungjin melihat layar laptop, kepalanya langsung pusing melihat grafik tentang hasil penjualan team Marketing.
“Tahan banget lo lihatnya.” gerutu Sungjin.
“Gue juga sebenarnya enggak tahan, tapi mau gimana lagi? Gue harus baca kalau enggak mau ada yang salah.” jelas Jae.
Nasib pimpinan di perusahaan, harus benar-benar teliti memeriksa sesuatu. Posisi Sungjin yang berstatus sebagai Sekretaris saja sudah membuatnya pusing tujuh keliling, ia tak bisa membayangkan duduk di posisi Jae yang berkas selalu masuk bagaikan kolom komentar di live Instagram selebriti.
“Selesai kantor, lo mau kemana, Jae?” tanya Sungjin sembari melangkah menuju pintu, untuk keluar dan kembali ketempatnya mengerjakan tugasnya.
“Mau kemana? Ya, pulang-lah.” jawab Jae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]
FanfictionBagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana rumah tangga tersebut? Pernikahan yang hanya didasari oleh perjodohan terkadang seperti itu, ada yang benar-benar menerima dan ada pula yang h...