Happy reading gais...
***
Jae menatap tak percaya dengan apa yang terjadi di ruang kerjanya di kantor saat ini, hanya satu kata yang terlintas dibenaknya yaitu hancur. Lemari kaca dipecahkan begitu saja, vas bunga dibanting ke lantai sehingga beberapa serpihannya berhamburan dan masih banyak lagi, itu semua adalah ulah Naura yang seperti kesurupan penunggu kantor.
Sudah ada beberapa karyawan yang memegangi Naura, tapi tetap saja tenaga Naura itu kuat dan mereka yang memeganginya tak ada gunanya sama sekali kecuali Jae sendiri yang turun tangan untuk menjinakkan manusia satu ini. Bersyukurlah karena Sungjin menghubunginya terlebih dahulu tentang masalah ini, jika tidak, mungkin Divanka dan Naura akan saling baku hantam berakhir bertumpah darah.
“Ada apa?” tanya Jae singkat, padat dan jelas. Tak lupa pula tatapan matanya yang datar, seakan-akan ia telah muak dengan segala tingkah Naura.
“Jae …” lirih Naura.
Jae menghela nafas berat, ia pun melangkah mendekati Naura dan meminta kedua karyawannya yang memegangi Naura agar melepaskannya. Ia bingung harus memulai darimana percakapannya dengan Naura, jika boleh jujur, Jae tidak ingin bertemu dengan Naura lagi.
“What do you want?” tanya Jae.
“Jae, please, jangan tinggalin aku. Aku benar-benar enggak tahu harus gimana kalau tanpa kamu, selama ini kamu yang bantuin aku. Aku mohon, Jae, jangan jauhin aku.” ujar Naura disertai suara bergetarnya.
Jika Jae perhatikan, Naura benar-benar dalam keadaan berantakan. Jae tahu betul bagaimana kondisi mental Naura, yang terkadang membaik lalu tiba-tiba memburuk, dan yang selama ini setia menemani Naura hanyalah Jae. Tapi saat mendengar Divanka melarang Naura untuk bertemu Jae lagi, membuat emosi Naura memuncak beberapa hari ini. Dia ingin egois, ingin memiliki Jae meskipun Jae sudah menjadi milik perempuan lain.
“I can’t.” balas Jae.
“Please, Jae, aku benar-benar bisa gila. Cuma kamu yang bisa tolongin aku, aku mohon.” pinta Naura.
“Kamu ke dokter, jangan ke aku.” ucap Jae yang kemudian berdiri dari duduknya hendak meninggalkan ruangannya yang hancur ini, namun tertahan saat Naura tiba-tiba menarik pergelangan tangan Jae.
“Aku enggak suka sama Divanka itu! Dia jahat, Jae! Aku pernah lihat dia di club sama cowok dan dia … dia … dia hampir tidur sama cowok itu!” bentak Naura.
Dengan gerakan cepat Jae melepas pegangan tangan Naura, sedaritadi ia berusaha menahan emosinya namun sepertinya itu tak bisa ditahan lagi jika berhubungan dengan Divanka. Terlebih lagi mendengar istri-nya itu di jelek-jelekkan oleh orang lain, dia tak dapat membiarkannya.
“Hampir? Cuma hampir.” balas Jae santai.
“TAPI DIA BUKAN PEREMPUAN BAIK-BAIK! DIA ENGGAK PANTAS BUAT KAMU!” teriak Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]
FanficBagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana rumah tangga tersebut? Pernikahan yang hanya didasari oleh perjodohan terkadang seperti itu, ada yang benar-benar menerima dan ada pula yang h...