Happy reading gais...
***
“Vanka,” Pemilik nama itu langsung berbalik ketika suara berat milik kakak-nya menghiasi gendang telinganya, ia mendapati langkah gontai Dowoon yang menandakan dirinya sedang bosan berada di rumah.
“Apa?” tanya Divanka.
“Jalan yuk,” ajak Dowoon.
Kening Divanka mengernyit, tangan kiri Divanka meraih remote TV untuk mengecilkan volumenya. Ia pun melempari Dowoon menggunakan bantal sofa yang sedaritadi ia berada dalam pelukannya, sedangkan sang korban hanya meringis dan hendak protes namun batal karena Jae tiba-tiba muncul dengan pakaian santainya.
Maklum, hari ini lagi weekend jadilah semua orang rumah berkumpul tanpa kemana-mana. Mau keluar pun pasti bingung akan kemana jika bukan ke mall, atau sekedar jalan kosong, nongkrong di café dan sebagainya.
“Rame aja, lagi ngapain?” tanya Jae.
“Kak Dowoon ajakin aku jalan, malas banget. Mana pinggang aku sering sakit,” gerutu Divanka.
“Mau kemana emangnya?” tanya Jae pada Dowoon.
Spontan kedua mata Dowoon berbinar mendengar pertanyaan tersebut, dengan cepat ia mengambil posisi duduk disebelah Jae berharap iparnya itu akan mengiyakan ajakan jalan-jalan itu. Jika boleh jujur, Dowoon sudah hampir gila berdiam diri seharian tanpa melakukan apa-apa selain mengupil.
“Dufan, seru banget pasti!” seru Dowoon.
“Enggak!” sanggah Divanka.
“Kok enggak sih?” protes Dowoon.
“Lo enggak lihat perut gue buncit gini? Lo mau lihat gue lahiran disana atau gimana?” omel Divanka.
Salah satu hal yang menjadi pertimbangan Divanka untuk keluar bermain adalah karena kehamilannya, sebenarnya ia sangat ingin keluar rumah sekedar refreshing atau apalah, tapi bergerak sedikit saja membuatnya lelah terlebih lagi si calon bayi sering menendang dari arah dalam perut dan Divanka merasakan nyerinya bagaikan menstruasi di hari pertama. Ia tak bisa membayangkan jika persalinan tiba, mungkin Divanka akan pingsan detik itu juga kalau ia berhasil mengeluarkan manusia dari dalam perutnya.
“Enggak usah banyak alasan, ayo pergi. Kamu katanya bosan juga di rumah, ‘kan?” ajak Jae.
Bertambahlah satu pihak Dowoon, posisi Divanka benar-benar dikelilingi orang-orang yang ingin keluar rumah terlebih lagi dibenak dalam dirinya sendiripun menyuruhnya untuk menikmati akhir pekan ini dengan baik.
“Aku capek nanti, Jae,” lirih Divanka.
“Kamu enggak usah jalan kemana-mana kalau gitu, aku enggak mau pergi kalau kamu enggak ikut.” ucap Jae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]
FanfictionBagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana rumah tangga tersebut? Pernikahan yang hanya didasari oleh perjodohan terkadang seperti itu, ada yang benar-benar menerima dan ada pula yang h...