Happy reading gais...
***
Divanka memandangi sebuah mobil mewah yang terparkir dengan rapih di lobby fakultasnya, sang pelaku juga tengah berdiri didekat pintu sembari menyenderkan tubuhnya bergaya ala sok keren, siapa lagi jika bukan Jae orangnya. Akibat kelakuannya itu, membuat sebagian cewek-cewek mendekati Jae dan ada yang juga terang-terangan menggodanya, sialnya lagi ditanggapi senyuman oleh Jae, iya senyuman genit.
Jane yang berada disisi kiri Divanka hanya mengigit kuku jarinya, takut menegur Divanka karena terlihat jelas sahabatnya ini menahan emosi yang akan meluap, jangan sampai dia menjadi sasaran empuk Divanka. Sebenarnya Jane bingung, kenapa Divanka terlihat emosi hanya karena memandangi seorang pria berjas nan tampan didepannya itu?
“Lo gapapa, Van?” tanya Jane hati-hati.
Lamunan Divanka pun buyar lalu menggeleng pelan, ia melangkahkan tungkainya menuju Jae yang terus tersenyum kearahnya dan membuat beberapa Mahasiswi berkerumun itu menatap heran.
“Hai!” sapa Jae begitu Divanka tiba dihadapannya.
Bukannya membalas sapaan Jae, Divanka malah memberikan tatapan tajam andalannya, ia menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu mendekatkan sedikit tubuhnya kearah Jae untuk berbisik, “Lo ngapain kesini?” tanya Divanka.
“Mau jemput kamu.” jawab Jae singkat, padat dan jelas.
Divanka mendelik sebal, andai saja bukan ditempat umum, mungkin Divanka telah mematahkan leher Jae detik ini juga. Sumpah, dia sangat kesal dengan tingkah Jae sekarang, Divanka bukan tipikal orang yang suka dengan hal-hal manis karena menurutnya terkesan cringe baginya.
Perlu diingat, belum ada penduduk kampus yang tahu kecuali Brian kalau Divanka telah menikah, termasuk Jane, maka dari itu dia hanya menganga memandangi inetraksi Divanka dan Jae yang tengah adu mulut layaknya sepasang kekasih.
“Dia siapa, Van?” tanya Jane.
Spontan Divanka langsung sadar dari dunianya dan baru mengingat jika ada Jane yang ikut bersamanya, ia memandangi sekitarnya yang sepertinya menuntut penjelasan. Wajar jika mereka heran, Divanka adalah primadona kampus dan tak pernah dirumorkan dekat dengan pria manapun kecuali Brian.
“Kenalin, dia Jae, suami gue.” balas Divanka.
Kedua mata Jane langsung membulat sempurna tak lupa pula mulutnya menganga lebar, ekspresi yang sangat mendukung untuk terkejut. Jika boleh jujur, Jane tak pernah membayangkan jika sosok suami Divanka itu setampan ini, tak terlihat aura tua sama sekali dari sosok Jae. Padahal hampir setiap hari Divanka mengatakan kalau suaminya itu bangkotan.
“Serius? Demi apa?!” ujar Jane disertai kehebohannya.
Dengan sigap, Divanka menarik tangan Jae untuk masuk kedalam mobil meninggalkan suasana lobby fakultas yang dipenuhi tanya. Dia tak perduli lagi, yang terpenting saat ini dia selamat karena ulah suami-nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]
FanfictionBagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana rumah tangga tersebut? Pernikahan yang hanya didasari oleh perjodohan terkadang seperti itu, ada yang benar-benar menerima dan ada pula yang h...