Bonus Chapter

302 35 0
                                    

Happy reading gais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading gais...


***


Hongkong International Airport, Hongkong, China.


Divanka melebarkan senyumnya begitu ia berhasil mendarat dengan selamat di Hongkong, dalam pelukannya ada Dea yang tertidur, gadis kecilnya kelelahan selama di pesawat. Dibelakangnya ada Jae yang baru saja mengambil dua koper dan kembali menyusul Divanka yang sudah didepan pintu keluar.


“Mau langsung ke Bunda?” tanya Jae.


Terlihat Divanka tampak berpikir dan menimangnya, sebenarnya dia sangat tidak sabar untuk bertemu Ibu mertuanya itu. Tapi, sedaritadi perutnya meronta minta diisi, makanan di pesawat hanya membuatnya mual, yaitu bubur tanpa ada rasa apapun.


“Terserah kamu aja sih, kalau kamu tahu restoran enak, ayo.” balas Divanka.


Tangan kiri Jae terangkat untuk melepas kacamata hitamnya agar ia lebih jelas memandangi wajah cantik istri dan anaknya, ia pun ikut berpikir, berusaha mengingat restoran favoritenya ketika di Hongkong.


“Ada sih, tapi agak jauh dari rumah Bunda. Gimana? Mau?” tanya Jae.

“Jauh banget emang? Berlawanan arah sama rumah?” balas Divanka, dan diangguki oleh Jae.


Jika seperti ini, Divanka benar-benar malas hanya untuk sekedar jalan berlawanan arah. Tubuhnya terlalu lelah untuk beraktivitas hari ini, rasanya ia ingin tidur saja dan menikmati dinginnya AC menerpa kulit putihnya, hanya itu.


“Pasti kamu enggak mau, ya udah kita langsung ke rumah aja. Aku yakin Bunda udah masak buat kita,” ucap Jae dan berjalan mendahului Divanka.


Kening Divanka langsung mengernyit heran, dengan cepat ia menyusul langkah kaki panjang milik Jae agar tak ketinggalan seperti orang bodoh di negara orang. Bukannya Divanka tak pernah mengunjungi Hongkong, hanya saja kalau sendirian terlihat aneh karena beberapa mata orang terus memandanginya penuh tanya.


“Kamu kabarin Bunda emang? Bukannya mau kasih surprise?” tanya Divanka.

“Bunda enggak suka surprise, takutnya dia enggak di apart, enggak lucu dong kalau kita nunggu diluar. Entar dikira gembel,” ucap Jae.


Divanka mengerucutkan bibirnya, perkataan Jae ada benarnya, daripada sok-sokan memberikan surprise, ada baiknya langsung jujur saja. Kesibukan Bunda Jae sama sibuknya dengan Ayah Jae, hanya saja perbedaannya adalah Bunda Jae bisa membagi waktu dengan keluarganya, sedangkan Ayah-nya tidak sama sekali.

Selama perjalanan menuju apartement Ny. Park, kedua mata Divanka terus memandangi gedung-gedung yang menjulang tinggi. Ia sangat takjub dengan perkembangan negara ini, tidak heran jika beberapa negara menjalin kerjasama dengan Hongkong, masyarakatnya berisikan orang-orang hebat dalam hal apapun.

Tak butuh waktu yang lama, akhirnya mereka bertiga pun tiba ditujuan. Dengan cepat Jae berjalan masuk menuju lift diikuti Divanka serta Dea dibelakangnya, hingga lift tersebut terhenti di angka dua belas, pertanda mereka sebentar lagi bertemu dengan Ny. Park.


“Kamu yakin kalau Bunda di rumah, ‘kan?” tanya Divanka.

“Aku yakin. Oh iya, ini pertemuan kedua kamu sama Bunda, ya?” balas Jae.

“Iya, makanya aku excited dari kemarin.” ucap Divanka.


Jae tersenyum simpul lalu segera memencet bel apartement dengan nomor unit 309 itu, tak lama kemudian terdengar suara langkah lalu pintu dibuka. Betapa terkejutnya sang pemilik apartement begitu ia melihat siapa yang datang, bahkan saking terkejutnya, beliau sempat terlonjak kaget kebelakang, untung saja Jae cekatan memegang tangan kirinya agar tak terjatuh ke lantai.


“Hati-hati, Bund, enggak lucu kalau aku baru sampai terus Bunda masuk rumah sakit.” ucap Jae.


Wanita tua yang dipanggil Bunda itu meringis dan mengeluarkan air matanya, anak laki-laki kesayangannya akhirnya ia lihat setelah sekian lamanya. Setiap hari ia merindukan Jae, tapi tak ada waktu untuk bertemu. Jarak Indonesia dan Hongkong memang tidak terlalu jauh, namun cukup menguras tenaga.


“Kamu baik-baik aja, ‘kan? Bunda sampai enggak percaya lihat kamu ada disini.” ucap Bunda.


Divanka yang melihat moment haru antara Ibu dan anak itu hanya bisa diam, ia ikut menangis ketika Jae memeluk sang Bunda dengan erat. Divanka paham betul bagaimana kerinduan Jae terhadap Bunda-nya, bahkan saking rindunya, Jae sering mengigau memanggil Bunda-nya didalam tidurnya.


“Aku baik-baik aja kok. Bunda sendiri?” balas Jae.

“Bunda baik kok, by the way, ini cucu Bunda?” Spontan Jae menepikan dirinya dan memberikan akses untuk Divanka serta Dea agar saling menyapa.

“Halo, Bunda. Maaf baru sempat datang, soalnya tunggu Dea gede dikit.” ucap Divanka.

“Gapapa, yang penting Bunda sekarang lihat anak, menantu dan juga cucu detik ini. Ayo masuk, kalian pasti belum makan, ‘kan?” terka Bunda.


Divanka melirik sekilas kearah Jae yang tengah menggaruk tengkuknya, pria itu ternyata masih bisa malu-malu dihadapan Bunda-nya. Berbeda sekali dengan Divanka yang tidak memikirkan kata malu saat bersama Ibu-nya.


“Belum, katanya makan disini aja daripada diluar.” jawab Divanka.

“Pintar! Ayo masuk, cucuku sampai tidur gitu. Seminggu kedepan Bunda ambil cuti di kantor,” ungkap Bunda.

Spontan Jae terkejut mendengarnya, “Kok gitu?” tanya Jae.

“Ya, Bunda mau habiskan waktu dengan kalian dong.” jawab Bunda.


Dari sini Divanka paham, kalau sosok penyayang dan lemah lembut yang Jae miliki adalah sifat dari Bunda-nya. Sedangkan sifat emosi Jae menurun dari Ayah-nya sendiri, yaitu Tuan Park. Walaupun terkadang tingkah Jae itu sedikit random, tapi ia tetap menyayangi Jae apa adanya, hanya Jae yang berhasil membuatnya keluar dari lubang hitam masa lalunya.

Sekarang, kedepan dan selamanya, Divanka hanya menginginkan Jae Park, bukan yang lain.


***


"Suatu hubungan bisa bertahan jika keduanya sama-sama berjuang untuk mempertahankannya."
-Divanka Yoon-



-SELESAI-



Terima kasih atas waktu kalian selama ini untuk sudih membaca karya aku yang masih jauh dari kata Sempurna, terus dukung karya aku yang lain dan yang lebih menarik lagi.

Akhir kata aku ucap selamat tinggal dan sampai jumpa dikarya yang lain 💙

Akhir kata aku ucap selamat tinggal dan sampai jumpa dikarya yang lain 💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang