Happy reading gais...
***
Keseharian Divanka selama ia hamil hanya makan, tidur dan mandi, berputar disekitar itu saja sehingga membuatnya sedikit bosan tanpa adanya kegiatan. Terkadang ia ingin turut membantu Ibu-nya, tapi selalu kena omelan jikalau Divanka melakukan aktivitas apapun, bukan hanya Ibu-nya namun Jae pun turut serta mengomelinya.
Selain karena aktivitas kuliahnya terhenti, Divanka pun mulai berhenti keluar malam bersama Brian dan entahlah kapan lagi ia merasakan masa-masa mudanya itu. Ia tak bisa membayangkan kalau ia masih bisa melakukan apapun sesuka hati ketika anak-nya telah lahir didunia ini.
“AKU PULANG!” Lamunan Divanka langsung buyar dan berdiri dari duduknya untuk menyambut Jae yang baru pulang dari kantor, dengan susah payah Divanka menghampiri sang suami akibat perut membuncitnya, bahkan ia biasa merasakan pinggangnya yang sakit.
“Hai, my love!” sapa Jae begitu ia melihat wujud Divanka.
Namun bukannya membalas sapaan Jae, Divanka malah mengambil alih tas kerja suami-nya itu dan kembali masuk kedalam rumah tanpa memperdulikan tatapan Jae yang tampak heran. Ya, seharusnya Jae bersyukur karena Divanka benar-benar telah jinak.
“Kamu mau makan enggak?” tawar Divanka.
“Entar aja, setelah aku mandi.” balas Jae.
Divanka mengangguk paham dan hendak melangkah menuju kamar, tapi tertahan ketika ia berhasil mengingat sesuatu yang sedaritadi ingin ia sampaikan pada Jae. Maklum, dia sudah hampir menjadi seorang Ibu, wajar kalau dia lupa akan suatu hal.
“Oh iya, kamu besok anterin aku ke dokter, ya?” pinta Divanka.
“Jadwal check up kamu besok?” tanya Jae.
“Iya, emang kenapa? Kamu enggak bisa?” balas Divanka.
Terlihat Jae tampak diam, bingung harus menjawab apa pertanyaan tersebut. Ia mengangkat tangan kanannya untuk menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal melainkan ia gugup dan takut jikalau Divanka mengamuk mendengar ucapannya.
“Kenapa? Beneran enggak bisa? Kamu belum pernah temenin aku check up loh, Jae,” tutur Divanka.
“Ya, I know. Aku juga mau kok, Van. Tapi maaf, aku benar-benar enggak bisa karena bakal ada rapat besok sore dan otomatis pasti pulangnya lama.” jelas Jae.
Lagi dan lagi Divanka mendengar alasan itu dari mulut Jae, andai boleh jujur, Divanka sangat bosan mendengarnya. Ia sudah hafal segala jawaban Jae saking seringnya pria itu ucapkan padanya, bahkan sebelum Divanka mengutarakan keinginannya tadi, ia sudah bisa menebak kalau Jae akan menolaknya lagi. Padahal check up di dokter kandungan tidak memakan waktu yang lama, terlebih lagi Divanka sudah mengambil nomor antrian via online. Terpaksa kali ini Brian lagi yang menemaninya, daripada meminta tolong pada Dowoon, sudah pasti kakak-nya itu tolak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]
FanfictionBagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana rumah tangga tersebut? Pernikahan yang hanya didasari oleh perjodohan terkadang seperti itu, ada yang benar-benar menerima dan ada pula yang h...