Happy reading gais...
***
Divanka menatap tak percaya pada sosok manusia yang selama ini telah melukai hatinya, sosok manusia yang dengan teganya meninggalkan Divanka seorang diri setelah semuanya hancur. Dia Daniel, si pria bermata sipit dengan tahi lalat dibagian bawah matanya itu menambah pesona tersendiri untuknya, semakin tampan tentunya. Namun, setampan apapun pria, akan terlihat menjijikkan di mata Divanka kalau brengsek.
Sedangkan Brian yang merasakan aura sedikit berbeda, ia berdehem lalu menyuruh Divanka duduk disampingnya, tepatnya saling berhadapan dengan Daniel. Suasana kantin fakultas sedikit lebih ramai, itu karena akibat ketampanan Daniel yang membuat para gadis berjerit kesetanan. Ya, Divanka tidak bisa berbohong tentang penampilan Daniel kali ini yang sangat amat keren.
“Lama enggak ketemu, apa kabar, Van?” tanya Daniel yang memulai pembicaraan.
Bukannya menjawab pertanyaan Daniel, justru Divanka diam dan tak sanggup mengeluarkan kata apapun dari mulutnya, lidahnya seakan keluh untuk membalas ucapan Daniel. Rasanya ia ingin menangis saja detik ini juga, tapi mana mungkin dia memperlihatkan kelemahannya dihadapan pria brengsek seperti Daniel?
Dan setelah hening beberapa saat, akhirnya Divanka menarik nafas lalu berucap, “Seperti yang lo lihat.”
Daniel mengangguk paham lalu tersenyum simpul, dilain arah, Brian hanya memandangi kedua insan ini yang saling canggung. Awalnya Brian tidak ingin diantara mereka, tapi jika dia meninggalkan Divanka, ia tak bisa yakin kalau Divanka dapat menahan emosinya. Tahu sendiri bagaimana Divanka, ‘kan?
“Maaf aku lancang muncul dihadapan kamu, seharusnya aku enggak bisa ngelakuin ini.” ucap Daniel.
“Udah tahu kalau emang kita enggak bisa ketemu lagi, kok nekat?” sarkas Divanka.
“Ada hal yang harus aku bahas sama kamu,” ujar Daniel.
Divanka memutar malas kedua bola matanya dan hendak berdiri dari duduknya, lama kelamaan ia sangat muak berhadapan dengan Daniel. Jangan sampai sambal bakso yang ada diatas meja berakhir di mata sipit Daniel saking kesalnya Divanka, ya, semoga saja tidak.
“Sepertinya udah enggak ada deh,” balas Divanka.
“Van …” lirih Daniel.
Ucapan Daniel terhenti begitu Divanka berdiri dari duduknya sembari melipat kedua tangannya didepan dadanya sendiri, gadis itu menatap Daniel dengan sinis, benar-benar sinis, ciri khas sosok Divanka Yoon yang selama ini Daniel jarang lihat.
“Gue enggak nyangka kalau lo seberani itu muncul didepan mata kepala gue sendiri, punya berapa nyali lo?” tanya Divanka.
“Van, aku mau bicara baik-baik sama kamu,” balas Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]
Fiksi PenggemarBagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana rumah tangga tersebut? Pernikahan yang hanya didasari oleh perjodohan terkadang seperti itu, ada yang benar-benar menerima dan ada pula yang h...