Happy reading gais...
***
“Van,” Jae menahan tangan kanan Divanka yang hendak mengambil lipstick berwarna merah terang didalam tasnya, “Kamu udah cantik.” ungkap Jae.
Divanka langsung menyimpan cermin yang sedaritadi ia pegang dengan kasar didalam tasnya, matanya terus memberikan tatapan tajam untuk Jae, apa salahnya berdandan sebelum bertemu seorang wanita yang mengincar suaminya? Dia hanya ingin membuktikan jika kastanya jauh lebih tinggi dibanding si Naura itu.
“Lo sepertinya enggak suka banget lihat istri lo sendiri cantik?” sindir Divanka.
“Bukan gitu, kamu udah cantik meskipun kamu enggak make up sama sekali.” ujar Jae.
Rasanya Divanka ingin muntah detik ini juga, gombalan basi seperti itu sama sekali tidak mempan untuknya. Ia sudah sering mendengarnya dari mantan pacarnya dulu yang brengsek sehingga membuat Divanka takut menjalin suatu hubungan lagi, ya, terkadang laki-laki tidak tahu diri dan seenak jidat menyakiti seorang wanita. Ibaratnya habis manis, sepah dibuang.
“Enggak usah banyak bacot, buruan keluar, temuin princess lo itu!” gerutu Divanka, ia pun langsung melepas seatbelt yang melilit ditubuhnya begitu pula dengan Jae. Setelah berhasil keluar dari mobil, mereka berdua melangkah menuju pintu masuk yang disambut oleh meja receptionist hotel.
Sebenarnya Divanka sedikit bingung mengapa Naura mengambil lokasi makan malam di restoran hotel? Padahal bisa saja di resto ternama selain hotel, apa ada maksud lain dari tujuan Naura selain makan malam bersama?
“Ada yang bisa saya bantu, Tuan dan Nyonya?” Sambutan itu yang pertama kali dapatkan dari receptionist hotel, Divanka mulai menanyakan tentang keberadaan Naura sesuai isi pesan gadis itu di ponsel Jae. Sedangkan Jae? Dia hanya diam, ikut arus kemana Divanka membawanya.
“Silahkan langsung ke lantai dua.” ucapnya, dan diangguki oleh Divanka, ia pun menarik pergelangan tangan Jae sehingga membuat korban terkejut karena tiba-tiba ditarik oleh istri-nya sendiri.
“Vanka,” panggil Jae.
“Apa?” tanya Divanka.
Jae langsung memindahkan tangan Divanka kedalam saku jasnya, ia menggenggam jemari istri-nya itu dengan lembut dan tersenyum kecil kearah Divanka, dengan susah payah Divanka menelan salivanya karena perlakuan Jae yang tiba-tiba itu.
“Kalau kamu narik aku kek tadi, kesannya malah kek kamu adik aku.” ucap Jae.
“Oh gitu, o-okay.” gugup Divanka.
TING
Bunyi dentingan lift terdengar pertanda lantai tujuannya telah tiba, karena udara didalam lift sepertinya semakin menipis atau lebih tepatnya Divanka gugup, ia berlari keluar dan meninggalkan Jae yang menertawainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]
Fiksi PenggemarBagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana rumah tangga tersebut? Pernikahan yang hanya didasari oleh perjodohan terkadang seperti itu, ada yang benar-benar menerima dan ada pula yang h...