Happy reading gais...
***
Siang ini, seperti biasa, Jae tengah menjemput istri tercintanya di kampus setelah adu mulut beberapa menit yang lalu karena Divanka tidak ingin dijemput dan pada akhirnya Divanka kalah. Pertama kali dalam hidup Jae, dia menang melawan Divanka.
CEKLEK
Fokus Jae berpindah menatap kearah sisi kirinya dan mendapati Divanka duduk di sampingnya disertai bibir cemberutnya tengah memasang sabuk pengaman di tubuhnya, Jae terkekeh pelan melihat tingkah menggemaskan Divanka yang tiada hentinya dipamerkan.
“Marah?” Sebenarnya tanpa Jae bertanya pun dia sudah tahu jawabannya, hanya saja apa salahnya basa-basi daripada terjadi keheningan didalam mobil, ‘kan?
Sedangkan Divanka menarik nafas lalu ia hembuskan secara kasar, ia berbalik menatap Jae menggunakan mata sinisnya seakan-akan ingin menelan Jae detik ini juga. Padahal Divanka sudah memiliki rencana kalau setelah kelasnya selesai dia akan menuju Apotek untuk membeli suatu barang yang sangat amat ia benci, yaitu testpack.
“Muka kamu kelihatan pucat, sakit?” tanya Jae.
Divanka memutar malas kedua bola matanya lalu ia pejamkan beberapa detik untuk menikmati sensasi dingin AC mobil yang menerpa kulit putih nan mulusnya. “Menurut kamu?” balas Divanka.
“Kok malah tanya balik? Aku mana tahu kalau kamu enggak bicara sama aku,” ucap Jae.
“Akhir-akhir ini aku sering lemas dan muntah terus-terusan,” ujar Divanka.
Jae mengangguk paham dengan pandangan yang masih lurus kearah depan agar ia tak menabrak apapun disaat membawa mobilnya ini. Jika boleh jujur, Jae merasakan ada yang aneh dengan kondisi Divanka, terlebih lagi dia sudah konsultasi dengan Sungjin, ya, walaupun dia bukan dokter tapi ucapan Sungjin bisa dipercaya.
“Kalau menurut yang gue dengar dari lo, sepertinya Divanka hamil deh, Jae,” terka Sungjin.
“Kok malah lari kesana?” tanya Jae heran.
“Ya, siapapun bakal langsung paham dengan gejala yang lo sebut, Jae. Coba aja lo bawa dia pulang ke rumahnya, gue yakin seratus persen orangtuanya bilang dia hamil.” ucap Sungjin.
Detik itu pula Jae berpikir, apa Divanka itu sadar atau tidak? Karena dari yang Jae lihat, sepertinya Divanka tidak sadar dan hanya menganggap kalau dia tengah masuk angin atau kecapean mengerjakan tugas kampus, lalu akan membaik jika banyak beristirahat.
“Enggak mau ke rumah sakit? Aku temenin,” tawar Jae.
Kedua bola mata Divanka membulat sempurna, ia meneguk salivanya susah payah, tiba-tiba saja dia merasakan aura panas dari dalam tubuhnya yang menandakan bahwa dia tengah salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Park Jaehyung : Not Mine? (Jae DAY6) [Completed]
FanfictionBagaimana jika pernikahan yang diimpikan selama ini malah berakhir kacau dan tak memiliki arah akan kemana rumah tangga tersebut? Pernikahan yang hanya didasari oleh perjodohan terkadang seperti itu, ada yang benar-benar menerima dan ada pula yang h...