"Aaahhh Jessi lo nikmat banget."
"Hiks ... Hiks ... St-stophh, gue mohon," pinta Lea dengan air mata bercucuran.
"Gak! Gue gak bakal berhenti Jess," ucap Tian mutlak sambil tersenyum miring. Gerakan penyatuan dibawah sana semakin cepat saja. Bahkan Lea sudah pasrah tak lagi berontak dengan air mata bercucuran.
"K-kak Ti-tian ah berhenti ... gue bukan Jessi," tegas Lea kesekian kalinya.
"Lo gak bakal bisa nipu gue," ujar Tian meremas dada Lea sampai memerah. "Gue bakal bikin lo hamil."
Aroma pekat percintaan mereka memenuhi ruangan itu. Suara tangis Lea menjadi alunan percintaan itu diselingi kalimat penuh tekad dari Tian.
"Lo liat dikaca," suruh Tian mendongakkan kepala Lea. "Gue akhirnya bisa milikin lo Jess." Tian tertawa diantara kegiatannya yang memompa tubuh Lea.
"Gue Lea bukan Jessi!" bisik Lea lemah menatap pantulan dicermin.
"Gue nggak percaya," sahut Tian lalu semakin cepat bergerak dibelakang Lea. Tian menusuk sedalamnya saat klimaks sudah tiba. Ia mendesah keras mendekap Lea dari belakang.
"Aahh kak Tian," desah Lea saat klimaksnya datang lagi.
Lea langsung ambruk ke ranjang. Ia lelah. Sangat lelah melayani nafsu bejat Tian. Entah ini ronde ke berapa, Lea sudah lupa. Lea juga lelah menangis dan meyakinkan Tian jika dirinya adalah Lea bukan Jessi.
"Jangan tidur Jess," sentak Tian melihat Lea yang sudah menutup mata. "Gue gak bakal berhenti sampai lo hamil anak gue!"
***
"H-halo," sapa Lea pelan.
"Iya Halo."
"K-kak ... hiks hiks."
"Kenapa?"
Lea malah menangis mendengar suara kakaknya. "K-kak Kala hiks ... b-bisa jem-put Lea."
"Kamu kenapa Lea? Kamu dimana sekarang?"
"Lea a-ada masalah k-kak, hiks ... bisa jem-put Lea k-kan?"
"Kamu sharelok ya."
"I-iya," jawab Lea kemudian panggilan itu terputus. Lea mengirim lokasinya pada Niskala.
Meski selama ini Lea sudah sering jahat dengan Niskala, tapi kakaknya itu tetap peduli padanya. Tetap mau membantunya meski dipaksa orang tua mereka. Lea tau, Niskala tidak suka padanya karena merebut perhatian Ayah. Tapi semua tindak-tanduk Lea memiliki alasan.
Butuh 25 menit Lea menunggu kedatangan Niskala menjemputnya. Saat melihat mobil kakaknya, Lea tersenyum untuk pertama kalinya sejak kejadian semalam. Lea tak pernah merasa begini sebelumnya pada Niskala.
"Kamu kenapa Lea?" tanya Niskala saat Lea duduk disampingnya.
Niskala menyuruh supir untuk melajukan mobil mereka. Ya sejak Niskala hamil, Nakula semakin menunjukkan sifat protektifnya pada Niskala. Ia memperkerjakan supir untuk Niskala jika hendak berpergian.
"K-kak," isak Lea langsung memeluk Niskala erat.
Niskala terperangah, tubuhnya menegap kaku. Ini pertama kalinya Lea memeluk erat seperti ini tanpa niat terselubung. Dengan perlahan Niskala mengelus rambut adiknya, membiarkan Lea menangis dipelukannya.
"L-lea udah r-rusak," gumam Lea tersendat-sendat.
Niskala tak menjawab, namun ia semakin erat memeluk Lea. Instingnya sebagai kakak mengatakan jika Lea sedang dalam masalah besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kampus Biru
RomanceMATURE CONTENT🔞❗ Kampus Biru. Kampus yang menyandang gelar kampus terbersih diseluruh kota. Gelar yang sudah berapa tahun terakhir tidak tergantikan. Layaknya kampus lainnya, Kampus Biru juga aktif mengirimkan mahasiswanya untuk berpartisipasi dala...