~Claudia dan Jidan - Season 2

109K 4.1K 847
                                    

Pasangan paling ditunggu nih🤪
Awas aja gak rame! Gelud kita wak ... wkwk

"Di mana?" tanya Jidan datar saat panggilan telepon tersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di mana?" tanya Jidan datar saat panggilan telepon tersambung.

Suara ingar-bingar terdengar dari seberang sebelum suara halus Claudia menyapa.

"Lagi di pesta."

Jidan mendengus, "Lo pergi?" tanya Jidan datar meski ia sudah tahu jawabannya.

"Tadi di jemput Shina, Jidan. Nggak enak nolak."

"Pulang!" titah Jidan.

"Enggak. Lagian ini baru setengah 10 Jidan."

"Pulang Laudi!" titah Jidan. Ia tak suka jika Claudia membangkang seperti ini. "Perlu gue jemput?"

"Jidan gue baru tiba satu jam lalu sama Shina."

"Gue nggak peduli!" Jidan menggeram marah.

"Tapi—"

"Kirim lokasinya biar gue jemput!" titah Jidan datar mencapai keputusan final. Kemudian Jidan mematikan sambungan telepon dan menunggu Claudia mengirimkan alamatnya sekarang.

Jidan akan jadi cerewet jika Claudia tak menuruti perintahnya dan sering membuatnya kesal. Seperti malam ini. Padahal ia sudah melarang Claudia datang ke acara pesta Rendy tapi pacarnya itu nekat dengan alasan di jemput Shina, sahabatnya.

Sial. Tunangannya itu pantas di hukum karena melanggar perintahnya. Ah, memikirkan hukuman membuat Jidan menyeringai licik.

Satu notifikasi mengalihkan atensi Jidan untuk melihat ponselnya. Claudia sudah mengirim alamatnya. Jidan kemudian beranjak mengambil kunci motor ninjanya dan helm bogo abu-abu milik Claudia.

Motor Jidan melesat laju di jalan raya. Tak butuh waktu lama sebab 15 menit kemudian ia sudah sampai di lokasi yang harusnya memakan waktu 30 menit. Ia memarkir motornya lalu beranjak mengetuk pintu—ralat sedikit menggedor dan di bukakan langsung oleh Rendy sendiri.

"Ngapain lo? Lo nggak di undang," kata Rendy, nada tak suka jelas kentara.

Jidan tak ambil pusing dan tak berniat juga menjawab perkataan tersebut. Ia cuma menaikkan sebelah alisnya sambil menyeringai. Kemudian dengan lancang ia masuk membuat Rendy tergeser ke sebelah pintu.

"Lo gak boleh masuk!" seru Rendy kesal.

"I believe you have my girl here." Jidan akhirnya mengeluarkan suara datarnya.

"Woy!" Rendy mengikuti ke mana langkah Jidan yang masuk tanpa permisi.

Pesta yang tadinya ramai mendadak berhenti, semua perhatian teralih pada Jidan dan Rendy. Mereka sama-sama menghampiri wanita yang sama, Claudia. Bedanya Jidan merengkuh Claudia posesif dalam pelukannya sedangkan Rendy menatap marah keduanya—ralat hanya Jidan.

Kampus BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang