~Viny dan Bayu 2

206K 5.6K 477
                                    

Sudah satu minggu ini Viny menghindar dari kak Bayu, tentu saja setelah insiden 'itu'. Syukurnya jadwal mata kuliah Viny pagi sehingga dapat menghindar dari kak Bayu yang masuk siang.

Sebenarnya Viny kurang yakin, apakah kak Bayu mencarinya atau malah acuh saja terhadap dirinya. Sejak kejadian itu ia mulai waspada, cukup sekali. Ia tak ingin mengulangi lagi, itu memalukan.

Kemarin dosennya tidak bisa masuk jadi mengatur jadwal pertemuan mereka menjadi hari ini. Hal ini sudah biasa, cuma Viny was-was sebab jadwal pertemuannya siang ini. Viny berdoa dalam hati semoga hari ini lancar tanpa bertemu kak Bayu.

Namun sepertinya takdir tak berpihak padanya. Viny telat lima menit dari pertemuan yang dijanjikan dosen. Astaga, buyar sudah rencananya untuk menghindari kak Bayu. Yang ada diotak hanya bagaimana menemukan alasan tepat akan keterlambatan nya.

Langkah Viny terburu-buru menaiki tangga sambil sesekali melihat jam tangannya. Pukul 03:06. Ia mengutuk kenapa ruang kelasnya dilantai dua dan ada diujung. Mulut Viny komat-kamit merapalkan doa, sedangkan wajahnya panik sekali.

Viny bahkan berani menerobos saat kakak tingkatnya baru selesai kelas. Hingga ia tak sengaja menabrak seseorang, tidak sampai jatuh namun dapat menghilangkan rasa paniknya berganti rasa takut dan gugup.

"K-kak Bayu," cicit Viny sambil memukul kepalanya. Kenapa bisa ketemu sih?

Bayu tak menjawab namun tatapan tajamnya pada Viny mampu membuat gadis itu menunduk dalam dan tak sengaja ia melihat jam tangannya yang ia abaikan sebentar. Hampir sepuluh menit sudah.

"Per-permisi  kak," pamit Viny hendak segera pergi namun tangannya ditahan oleh Bayu. Viny mendongak menatap Bayu yang masih menatap tajam dirinya.

"Ikut gue," ujar Bayu datar.

"Eh eh t-tapi kak." Viny berusaha melepaskan cekalan Bayu dari tangannya. "A-aku ada kelas Bu Siska."

Bayu menatap Viny cukup lama kemudian melepaskan cekalannya. "Urusan kita belum selesai."

"Bayu."

"Gue pergi dulu," ujar Bayu datar tak lupa tatapan tajam mengancamnya.

Viny bersyukur kak Bayu melepaskan cekalannya dan pergi dari hadapannya saat ada temannya yang memanggil. Viny menghela napas lega lalu berjalan menuju kelasnya.

"Semoga ini terakhir gue ketemu kak Bayu," gumam Viny.

***

Perpustakaan. Tempat yang jarang Viny datangi kecuali ada tugas. Yah seperti hari ini. Setelah kelas siang tadi, ia langsung cabut ke perpustakaan bersama Binar mengincar buku sebelum tidak kebagian dan harus meminjam di perpustakaan kota.

Beberapa menit lalu Binar pamit ke fakultas untuk meminta tanda tangan ketua program studi. Dan Viny bertugas meminjam buku pada penjaga perpustakaan. Setelah selesai, ia keluar perpustakaan sambil menenteng sepatunya. Perpustakaan mereka memang melarang menggunakan alas kaki saat didalam perpustakaan, namanya juga kampus terbersih dikota ini.

Sambil memakai sepatunya, Viny mendial nomor Binar. Ia sudah sangat lapar. Tadi sebelum berangkat ia lupa makan siang sebab ketiduran.

"Udah selesai?"

Viny mengangguk, "Udah, gue udah keluar. Lo masih di fakultas?"

"Iya, dah dapet ttd gue."

"Sip. Kantin yok gue laper, pen meninggal rasanya," ujar Viny sambil tertawa kecil takut suaranya mengganggu aktivitas didalam perpustakaan.

"Idih sok selebgram lu, jijik gue," cibir Binar. "Udah buruan, gue tunggu dikantin."

"Pesenin gue nasi padang bu Risma sama es lemon tea."

Kampus BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang