~Binar dan Raja 2

171K 4.5K 378
                                    

Empat tahun lalu.

Cewek dengan surai hitam menunduk dalam sambil meremas kuat rok biru yang dikenakannya. Wajahnya sudah basah dengan air mata, namun cowok disampingnya memegang erat tangannya sambil menatap tegas orang-orang didepannya.

"Disini gue mau klarifikasi," ujar cowok itu tegas. "Gosip yang kalian dengar itu memang benar," jedanya memperhatikan wajah terkejut orang-orang. "Dia—Binar Graceva cuma pacar taruhan gue sama Nicko dan yang lain." Cowok itu menatap datar Binar yang berusaha melepaskan cekalannya.

"Raja lepas," sentak Binar marah. Wajahnya kusut dan memerah. Air matanya semakin deras keluar sebab Raja tak melepaskannya.

Raja menggeleng menolak permintaan Binar. Ia kembali beralih pada teman-temannya yang menatap kasihan pada Binar, geng Shalza tampak puas melihat Binar yang dipermalukan didepan semua teman-teman mereka. Rumor yang mereka dapatkan ternyata benar adanya.

"Raja lepasin gue," ujar Binar nanar sudah tak terbendung seberapa malunya ia sekarang.

"Dia emang pacar taruhan gue dan gue akui itu ..." jelas Raja sedangkan Binar semakin menunduk malu, pasrah dengan tingkah Raja selanjutnya. "... tapi gue gak bakal biarin kalian nyakitin dia," ujar Raja penuh penekanan.

"Dia milik gue dan orang yang berani ganggu milik gue akan berurusan sama gue!" Raja menatap tajam teman-temannya. "Dan mulai sekarang Binar bukan lagi pacar taruhan gue. Dia adalah milik Rajapati Angga Dinawan."

Binar mendongak dengan wajah basah air mata menatap Raja dengan raut kaget.
"Raja," ujar Binar hampir berbisik.

Raja tersenyum lebar seraya mengelus lembut rambut Binar. Ia juga menghapus air mata yang masih mengalir dipipi gadisnya. "Jangan nangis lagi. Gue nggak suka!"

Binar diam tak menjawab, masih kaget dengan situasi sekarang. Ia kira Raja akan mempermalukannya didepan teman-teman mereka, tapi nyatanya Raja malah mengakuinya sebagai miliknya.

"Mengerti?" tanya Raja lembut.

Binar mengangguk dan tersenyum. Ia langsung memeluk Raja dan Raja balas memeluknya.

Rupanya kebahagiaan dua sejoli itu harus berakhir sebab guru bimbingan konseling datang dengan wajah galak dan menatap nyalang melihat Raja dan Binar yang sedang berpelukan.

"Raja kamu ngapain lagi kali ini?" tanya Bu Erda galak.

Raja mendengus dan menampilkan senyum sombong andalannya.
"Pelukan Bu."

Jawaban Raja itu memicu amarah Bu Erda yang mengakibatkan Raja kembali bertandang diruangan Bu Erda yang semakin pengap karena sering Raja datang bersama gengnya.

***

"Raja stop," kata Binar saat Raja menciumi wajahnya

"Mmhh." Ciuman Raja turun dan ia mulai asik bergulat diperpotongan leher Binar.

"Mm ah, Raja jangan gini." Binar berusaha menyadarkan Raja yang menghisap kulit lehernya.

Raja mengangkat wajahnya menatap Binar dengan pandangan sendu, terpancar gairah disana namun Binar yang polos tidak tahu jika sedang dalam bahaya. Raja menangkup wajah Binar dan mendekatkan wajah mereka. Kemudian ia mencium bibir Binar, awalnya hanya ciuman biasa namun seiring dengan kecupan Raja yang tak henti ciuman itu berubah menjadi panas.

Kedua belah bibir mereka seolah berusaha menyatu dan mencecap rasa masing-masing. Tangan Binar sudah berpindah dileher Raja sedangkan Raja sudah mendekap Binar merapat ketubuhnya. Ia juga menahan tengkuk Binar dan memiringkan kepalanya memperdalam ciuman mereka.

Kampus BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang