Tadi siang sahabatnya—Viny kembali curhat mengenai perjodohannya dengan anak teman Mamanya. Binar heran sendiri, jaman sekarang masih ada saja pemikiran kuno seperti tante Hasya. Kalau hal tersebut terjadi padanya, sudah jelas Binar menolaknya. Kalau perlu ia akan mengancam berhenti kuliah pada orang tuanya.
Binar mengajak Viny ke club malam ini, Viny sendiri tidak menolak. Sahabatnya bilang dia mau mabok malam ini. Binar sih nggak masalah, lagian ini kali kedua sahabatnya menginjakkan kaki disini. Binar? Jangan ditanya, mungkin ia sudah lima kali dalam satu bulan ini mampir ke club. Yah kalau jadwal kuliahnya tidak padat pasti ia menyempatkan datang kesini, entah itu minum-minum atau making love.
Sebenarnya Binar tidak asal saat berhubungan sex. Takut juga kalau-kalau dirinya malah terkena penyakit menular seksual. Jadi ia hanya making love dengan gebetannya. Gebetan disini maksud Binar adalah orang asing yang baru ia kenal dan akrab berbincang dengannya. Ia juga mengulik info lainnya dari gebetannya ini. Binar juga menetapkan syarat tersendiri untuk partnernya, meskipun hanya ia dan Viny yang tahu.
"Lo juga bego, mau aja iyain apa kata nyokap lo," kata Binar mencibir.
Viny menyesap wine dan mengernyit dahi. "Gue nggak iyain keles. Nyokap gue aja yang maksa."
"Kalo gue jadi lo, gue udah protes sama nyokap gue. Lagian yah, udah nggak jaman main jodoh-jodohan yang ada mah pacaran sampe kebablasan." Binar senyum-senyum nggak jelas mengingat kelakuannya selama ini.
Viny mencibir, "Itu mah elo," kata Viny lalu meneguk winenya sampai habis. "Miris gue liat lo, apa kata suami lo nanti pas tau gawang istrinya udah dibobol."
"Anjirr lo." Binar tertawa mendengar sindiran Viny padanya. "Bilang aja, kamu telat sayang gawangku udah dibobol duluan. Haha ..."
"Amit-amit gue kayak lo," ucap Viny kemudian menuangkan wine lagi ke gelasnya.
"Halah lo juga kalo ngerasa betapa nikmatnya ena-ena pasti ketagihan," kata Binar yang mulai jelalatan mencari mangsa dilantai dansa. Seperti ia butuh penuntasan malam ini.
"Gue nggak kayak lo yah."
"Iya sahabat gue ini mah suci," sahut Binar kemudian turun dari kursinya. Tadi ia melihat kak Arya kakak tingkat mereka.
"Mau kemana lo?" tanya Viny.
"Lantai dansa, tadi gue liat kating kita disana. Kali aja mau gue ajakin one night stand." Binar merapikan tampilannya. Malam ini ia memakai mini dress berwarna hitam bling-bling dan heels hitam setinggi 12 cm. Bibirnya dipoles lipstik merah dan rambutnya digerai setelah diblow olehnya. Ia lalu menyemprotkan parfum vanilla milik Viny ketubuhnya.
"Parfum gue mahal anjirr."
"Makanya gue minta dikit, kali aja tuh kating kesemsem sama gue," kata Binar sambil tersenyum sentil. Sahabatnya ini perhitungan banget sih sama parfum, yah meski binar tahu bahwa harga parfum itu lebih mahal dari ootdnya malam ini.
"Yang ada malah jijik," ucap Viny mengejek.
"Bukannya semangatin gue lo malah ngeledekin, temen macam apa sih lo," cibir Binar penuh decakan. Sekali lagi ia mengibaskan rambutnya ala-ala iklan shampoo.
"Mana ada temen yang dukung temennya maksiat anjirr." Viny balik mencibir sambil tertawa puas. "Udah buruan sana, keburu diambil sama jalang sini tuh kating."
"Gitu dong," ujar Binar dengan senyum cerah. "Udah ah gue duluan." Binar cipika-cipiki sebentar dengan Viny lalu turun kelantai dansa. Senyum menggoda tak lepas dari bibirnya.
"Astaga berdosa banget gue yah ena-ena mulu pikirannya," gumam Binar sambil tertawa kecil.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kampus Biru
RomanceMATURE CONTENT🔞❗ Kampus Biru. Kampus yang menyandang gelar kampus terbersih diseluruh kota. Gelar yang sudah berapa tahun terakhir tidak tergantikan. Layaknya kampus lainnya, Kampus Biru juga aktif mengirimkan mahasiswanya untuk berpartisipasi dala...